Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Lhokseumawe, Aceh, menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh memberi pemahaman kepada nelayan di wilayah itu terkait kondisi iklim dan cuaca melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN).

Penjabat Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan pihaknya sangat mendukung adanya SLCN di daerah itu, karena sangat berguna bagi pembangunan kapasitas masyarakat Lhokseumawe, terutama nelayan.

"Dengan SLCN ini kita harapkan adalah bagaimana meningkatkan perekonomian dari nelayan yang berprofesi sebagai pelaut yang mencari ikan agar lebih efektif dan efisien,” kata Hanan.

BMKG melalui kegiatan SLCN memberikan pemahaman informasi peringatan dini cuaca kepada para nelayan.

Baca juga: Nelayan Banten ikuti pelatihan khusus SLCN

Menurut dia, Lhokseumawe memiliki hasil produksi perikanan yang sangat bagus. Oleh sebab itu, pihaknya berharap BMKG ikut mendukung sistem keamanan dan efektifitas operasional bagi nelayan.

Kepala BMKG Aceh Nasrol Adil mengatakan SLCN merupakan upaya untuk membangun dari sisi pendidikan dan vokasi terhadap masyarakat.

Hal ini, lanjut dia, dalam rangka memberikan peningkatan secara keilmuan kepada nelayan maupun pelaku transportasi laut untuk mengetahui bagaimana cara membaca cuaca, prakiraan cuaca, serta bagaimana menangkap ikan yang lebih efektif dan efisien.

"Dalam hal ini BMKG menyelenggarakan sekolah lapang cuaca itu kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan di Kota Lhokseumawe,” ujarnya.

Baca juga: BMKG gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Banyuasin Sumsel

Para peserta merupakan nelayan Kota Lhokseumawe, serta institusi-institusi pemerintah yang mendukung kegiatan nelayan, baik sisi tangkapan maupun keselamatan nelayan.

Dia juga melibatkan unsur Polri, TNI AL, Polairud, Dinas Kelautan dan Perikanan, Universitas Malikussaleh, Basarnas, Dinas Perhubungan, dan panglima laot (laut) sebagai kepala komunitas nelayan.

Ia menambahkan, salah satu platform dari BMKG yang diajarkan kepada peserta berupa INA-WIS wave for shipping, di mana dalam platform tersebut sudah terdapat titik koordinat ikan, sehingga nelayan persis dapat menangkap ikan di titik yang tepat.

Kemudian juga menyuguhkan informasi kondisi cuaca di laut baik gelombang laut tinggi maupun arus yang sangat kuat sehingga dapat membahayakan nelayan.

Baca juga: SCLN BMKG di Sumbar tingkatkan antisipasi dampak gejala iklim ekstrem

"Melalui kegiatan ini nelayan bisa melihat kondisi laut dan cuacanya. Jadi bisa diprediksi bagaimana kondisi ke depannya sehingga meminimalisir kerugian nelayan,” ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024