Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melestarikan tradisi "taber laut" masyarakat Desa Batu Beriga yang memiliki nilai khasanah budaya.

"Taber laut merupakan tradisi temurun yang harus kita lestarikan sehingga tidak tergilas oleh kemajuan zaman," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Selasa.

Ia menjelaskan, tradisi pesta adat taber laut merupakan salah satu ekspresi kebudayaan warga setempat, sebagai wujud syukur atas hasil laut yang telah diperoleh masyarakat setempat selama setahun terakhir.

"Taber laut kita jadikan agenda tahunan sehingga tetap terlestarikan, di mana kegiatan hari ini merupakan bentuk syukur masyarakat Desa Batu Beriga atas nikmat Tuhan yang sangat luar biasa berupa hasil laut yang melimpah," ujar Algafry.

Bupati berharap masyarakat Desa Batu Beriga selalu kompak dan bekerja sama dalam membangun desa serta menjaga kelestarian alam sekitar.

“Terima kasih kepada masyarakat Desa Batu Beriga yang selalu melestarikan budaya, semoga Desa Batu Beriga selalu dilindungi Allah dan dimurahkan rezekinya," kata Algafry.

Ritual taber laut dilakukan bersama tokoh adat yang bergerak ke pinggir pantai untuk menabur daun taber, sembari berdoa kepada Sang Pencipta agar rezeki terus melimpah dan berkah.

Kepala Desa Batu Beriga, Gani, mengatakan, taber laut merupakan ungkapan syukur keluarga Desa Batu Beriga selaku desa pesisir yang didominasi oleh nelayan dalam mensyukuri hasil laut yang mereka dapat.

“Adat ini bukan milik kelompok, bukan milik golongan, tapi milik seluruh masyarakat Desa Batu Beriga yang harus kita jaga," ujarnya.

Gani juga menyampaikan bahwa ada beberapa larangan yang harus dipatuhi, di antaranya tidak boleh mencelupkan barang yang sudah dimasak di kompor ke dalam air laut, tidak boleh melaut selama tiga hari dimulai setelah acara adat ini dan bagi anak-anak hanya diperbolehkan bermain di sekitar area taber laut.

“Larangan ini sangat baik untuk menjaga kebersihan laut dan pantai, serta memberikan kesempatan kepada biota laut untuk berkembang biak sehingga diharapkan setelah larangan selesai, masyarakat bisa memperoleh hasil laut yang lebih banyak,” ujarnya.

Baca juga: Warga Badui di pedalaman Lebak ramai gelar tradisi "seren taun"

Baca juga: Warga Badui siap gelar tradisi Seba bersama bupati dan gubernur

Pewarta: Ahmadi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024