"Rupiah cenderung masih stabil setelah hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang memberikan sinyal pemangkasan stimulus keuangan pada Januari 2014, " kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
"Spekulasi dan volatilitas masih potensial terjadi hingga pasar melihat dampak dari tapering off," tambah dia.
Namun, ia melanjutkan, kondisi mata uang Asia yang cenderung berada di area negatif setelah pengumuman hasil rapat FOMC dapat membawa sentimen negatif bagi nilai tukar domestik.
Sementara analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan kebijakan The Federal Reserve Amerika Serikat diharapkan bisa mereduksi tekanan rupiah dan aliran dana asing keluar (capital out flow).
"Pergerakan mata uang rupiah cenderung terbatas, sudah adanya kejelasan dari eksternal terkait tapering off The Fed diharapkan membawa sentimen positif," katanya.
Ia memperkirakan, dalam jangka pendek kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp11.700-Rp12.000 per dolar AS.
Meski demikian, kata Renny, pelaku pasar sebaiknya mencermati kondisi internal terkait defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013