Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target NZE pada 2060.

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memaparkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan saat menjadi panelis dalam sharing session CEO Forum The 48th Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) 2024, Selasa.

IPA Convex 2024 diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten pada 14-16 Mei.

Nicke melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, mengungkap energi merupakan katalis pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, di saat yang sama, Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah, yakni net zero emission (NZE) pada 2060.

"Kami mulai dengan memperkuat bisnis legacy kami dengan memaksimalkan dan juga membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream, dan hilir untuk memperkuat aksesibilitas kami. Dari indeks tersebut, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas dan tantangan kedua adalah keterjangkauan. Jadi, kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru. Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas.

Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target NZE pada 2060.

"Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan sustainable aviation fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture utilization and storage)," katanya lagi.

Pertamina juga memiliki mandat untuk memastikan energi terjangkau bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan daya beli melalui peningkatan pertumbuhan industri di Indonesia.

Berbagai operasional tersebut, kata Nicke, juga dilakukan dengan menjaga kinerja keberlanjutan sebagai komitmen Pertamina sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.

Program environmental, social, and governance (ESG) juga menjadi prioritas Pertamina. Hal itu dibuktikan dengan pengurangan emisi karbon Pertamina yang mencapai 34 persen pada 2023, dari proses internal Pertamina.

"Jadi, ini semua adalah strategi Pertamina tentang bagaimana kita mengelola keseimbangan antara ketahanan energi dan kelestarian lingkungan dengan baik. Kami percaya bahwa semua program tersebut juga ada kuncinya yaitu digitalisasi, keberlanjutan, dan kesiapan sumber daya manusia serta kemajuan teknologi," ujarnya pula.
Baca juga: Kementerian ESDM optimalkan energi terbarukan bagi ketahanan energi
Baca juga: Future Energy Asia Exhibition and Summit 2024 Dukung Ketahanan Iklim Regional dan Memajukan Transisi Energi Asia

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024