Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga Surabaya bersama PP IKA Unair memaparkan gagasan menuju Indonesia Maju 2034 melalui sebuah diskusi kebangsaan dengan menghadirkan sejumlah pakar di Jakarta, Selasa.

"Untuk mewujudkan Indonesia maju ada sejumlah aspek yang harus dicapai. Seperti pendapatan per kapita masyarakat minimal 13 ribu dolar AS. Sementara kita tahu saat ini kita ada di posisi 5 ribu dolar AS," kata Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih dalam diskusi bertajuk "Gagasan Unair Menuju Indonesia Maju 2034" sebagaimana keterangan yang diterima di Surabaya.

Tidak hanya itu, untuk mencapai negara maju, angka penduduk miskin paling banyak harus 2 persen dan pertumbuhan ekonominya harus 9 persen. Begitu juga yang dilihat adalah komponen IPM, harus didongkrak sehingga masuk dalam range negara maju minimal 84.

Selain itu juga dilihat dari pertumbuhan investasi, tingkat pengangguran yang harus di range 3 persen, dan harus terjadi peningkatan investasi yang signifikan.

"Untuk bisa mendongkrak capaian indikator-indikator tersebut setara dengan negara maju, maka akar masalahnya harus dijawab. Di mana akar masalahnya adalah pendidikan. Jika kualitas pendidikan bisa kita tingkatkan maka indikator-indikator yang Indonesia masih lemah akan bisa tercapai dan bisa masuk dalam status Indonesia maju," ujarnya.

Menurut dia, persoalan utama dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah masalah aksesibilitas, sarana dan prasarana dan juga pemerataan.

"Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, menurut kami yang paling penting adalah meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Kualitas dan standar kapasitas guru harus ditingkatkan. Sedangkan kita tahu guru di pedesaan cenderung masih mengedepankan mengajar ikhlas, sedangkan kapasitasnya masih perlu didorong," katanya.

Begitu juga di perguruan tinggi, jumlah lulusan SMA sederajat harus didorong untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Saat ini rerata lama belajar siswa di Indonesia baru di angka 8,9 tahun. Artinya banyak yang SMP saja tidak lulus.

"Selain itu jumlah lulusan S2 dan S3 di Indonesia masih sangat sedikit. Padahal untuk menjadi negara maju jumlah well educated people harus banyak," katanya.

Selain itu yang juga perlu ditingkatkan adalah investasi di bidang pendidikan, investasi di perguruan tinggi baru Rp9,4 juta per mahasiswa. Padahal di negara maju mencapai Rp34 juta per mahasiswa.

Ia meminta negara bisa melihat investasi di bidang pendidikan tidak dianggap sebagai biaya. Melainkan investasi mewujudkan Indonesia Emas.

Ketua Umum PP IKA Unair Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi diskusi kebangsaan ini sangat kualitatif komprehensif. Bahkan disebutnya sangat mitigatif dan futuristik. Yang mana setiap narasumber memberikan masukan dan pandangan untuk mewujudkan percepatan Indonesia Emas 2045 di tahun 2034.

"Diskusi kebangsaan yang membedah tentang gagasan Unair ini sengaja kita gelar untuk mengomunikasikan kepada khalayak tentang terobosan apa saja yang harus kita lakukan untuk mewujudkan Indonesia Maju di tahun 2034," kata Khofifah.

Dia menyatakan diskusi itu digelar agar terkomunikasikan apa saja tantangannya, kendala asimetris yang ada dan bersama sama membahas solusi apa yang terbaik yang bisa dilakukan bersama.

"Dan konsep yang dipaparkan oleh Rektor Unair sudah sangat komprehensif, bahwa percepatan Indonesia Emas 2045 menjadi 2034 bisa dicapai dengan peningkatan kualitas pendidikan," tuturnya.

Ditegaskan Khofifah, diskusi kebangsaan dan bedah konsep ini akan digelar secara luas dan dilakukan di beberapa daerah.

Masukan di bidang ekonomi, kesehatan dan juga berbagai bidang yang disampaikan hari ini akan ditampung untuk kemudian dijahit menjadi konsep yang final dan komprehensif di bulan Juli 2024.

Baca juga: Khofifah: IKA Unair dukung penuh percepatan Indonesia Emas

Baca juga: FV Unair terima 10 mahasiswa Malaysia untuk "summer course"z

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024