Salah satunya kerja sama dengan JCCP melalui tiga aspek potensial yang dikolaborasikan.

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menggandeng Japan Cooperation Center For Petroleum & Sustainable Energy (JCCP) dalam menghadapi tantangan transisi energi, khususnya trilema energi melalui langkah inisiatif dan kerja sama dengan berbagai pihak.

"Salah satunya kerja sama dengan JCCP melalui tiga aspek potensial yang dikolaborasikan. Pertama, aspek capacity development meliputi konservasi energi dan digitalisasi berkelanjutan. Kedua, women empowerment yang berfokus pada pengembangan karier dan pemberdayaan perempuan," kata Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Kemudian ketiga, aspek technical assistance, meliputi inisiatif penelitian yang didukung oleh JCCP, termasuk studi mengenai penerapan teknologi reformasi CO2 di Indonesia, pengembangan agro forestation of rubber tree untuk memproduksi carbon neutral oil, dan pengembangan sustainable aviation fuel.

Pertamina dan JCCP melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) Exchange terkait Collaboration in The Field of Capability Development & Technical Cooperation in The Energy Sector di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (13/5).

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan MoU itu menjadi milestone penting dalam proses kolaborasi yang telah dijalankan sebelumnya.

"Ditandatanganinya MoU ini menandakan kami telah menuju ke level kolaborasi yang lebih solid, sekaligus merupakan bukti komitmen kedua belah pihak untuk menciptakan inovasi, melakukan upaya nyata menciptakan kerja sama saling menguntungkan baik bagi Pertamina maupun JCCP untuk mengakselerasi transisi energi dalam hal penyiapan SDM dan proyek-proyek energi," ujar Fadjar.

Chief Executive Officer (CEO) JCCP Tsuyoshi Nakai mengapresiasi kolaborasi dengan Pertamina.

"Pertamina dan JCCP telah menjalin hubungan bisnis sejak lama dan MoU ini merupakan langkah inisiatif untuk meningkatkan hubungan kerja sama. Untuk memperkuat hubungan, maka dibentuk forum dialog kerja sama sebagai sarana berdiskusi pencapaian kolaborasi dan rencana ke depannya," ujarnya pula.

Menurutnya, penandatanganan perjanjian tersebut merupakan bagian dalam acara Asia Zero Emission Community (AZEC) yang turut mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia dan Jepang pada Desember 2023 lalu.

Sedangkan, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengatakan Kementerian ESDM mendukung upaya kolaborasi yang dilakukan.

Hal tersebut tentunya penting karena Pertamina merupakan harapan besar dari pemerintah yang diharapkan menjadi pemimpin dan pionir menuju target net zero emission (NZE) di masa datang.

Adapun, MoU Exchange tersebut dilakukan oleh Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini bersama dengan Chief Executive Officer JCCP Tsuyoshi Nakai.

Disaksikan oleh Economic Minister Embassy of Japan in Indonesia Ueda Hajime, Special Counselor Haruhiko Ando dan Kepala Biro KLIK Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi. Turut dihadiri oleh para senior leaders dan executive board dari kedua belah pihak.
Baca juga: Pertamina ikutsertakan UMKM binaan dalam Festival Parekraf Lampung
Baca juga: Dirut Pertamina: Potensi bisnis petrokimia masih sangat besar

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024