"Di Jalan Sudirman itu tidak banjir, tapi sekalinya banjir itu besar sekali sehingga harus ada antisipasi termasuk skenario evakuasi," kata Habib di Jakarta, Selasa.
Habib menuturkan imbauan itu diungkapnya usai meninjau pembangunan moda transportasi cepat berbasis rel tersebut.
Baca juga: Pelanggan MRT Jakarta didominasi pekerja "work life balance"
Dikhawatirkan kawasan Jakarta tiap tahun turun permukaan tanahnya. Karena itu, dia berharap MRT Jakarta sudah melakukan antisipasi terkait risiko bencana. "Tentu ini juga perlu diantisipasi,” ujarnya.
Project Manager PT MRT Jakarta Fase 2A Sesi CP 201 Indra Gunawan menjelaskan, desain pembangunan fasilitas MRT sudah dirancang dengan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.
“Kita membangun dengan perhitungan kalau ada air masuk ke dalam tanah dan kondisi keadaan memaksa atau 'force majeure',” ungkap Indra.
Ia mengungkapkan, secara keseluruhan pembangunan Fase 2A ini berjalan baik dan sudah mempertimbangkan keamanan utilitas.
Bahkan lebih cepat dari yang ditargetkan, yakni sudah lebih dari 34 persen.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A CP 201 capai 75,83 persen
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota.
Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen 1 Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen 2 Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024