"Sebelumnya biennale serupa belum pernah terjadi. Dengan kata lain, sejak Indonesia mengenal dunia seni dan desain sebagai bagian dari seni rupa lebih sejak setengah abad silam belum ada biennale desain dan kriya," kata Irvan A. Noe'man, Ketua Kurator Biennale Desain dan Kriya Indonesia 2013.
Irvan mengatakan pada tahun 90-an memang ada pameran desain dan karya namun belum sekelas biennale.
"Pada 1992 memang ada EXPO Seni dan Desain '92 yang menggelar pameran karya seni dan desain. Namun pameran itu tidak bisa dikategorikan sebagai biennale secara konseptual," katanya.
Biennale, masih menurut Irvan, memiliki nilai lebih dari pameran karena mengedepankan kreatifitas dan inovasi dibanding mengutamakan pasar dan promosi.
Dia mencontohkan terdapat pameran industri kreatif tahunan tapi belum bisa disetarakan sebagai biennale.
"Pameran industri kreatif seperti 'inacraft' memang sering diadakan tapi itu bukan biennale. Alasannya ajang itu memang bukan untuk menunjukkan diskursus atau radikalisasai gagasan-gasasn seni dan desain setaraf biennale karena lebih mengutamakan selera pasar," kata dia.
Biennale Desain dan Karya 2013 diadakan di penghujung tahun ini atau 19 Desember--19 Januari di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Pergelaran tersebut diikuti 93 peserta dari delapan sektor ekonomi kreatif seperti arsitektur, interior, produk, kriya, mode dan grafis.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013