"Sejauh ini sesuai dengan kondisi desain yang ada tentang pola operasi untuk bendungan dari hilir yaitu Bendungan Batutegi sampai hulu yaitu Bendungan Agroguruh, kondisinya terpantau sejak Januari sampai April mulai ada kenaikan level muka air," ujar Roy Panagom Pardede di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan bahwa kenaikan level muka air Bendungan Batutegi hingga akhir April sudah bertambah mencapai 32 meter.
"Pada Januari elevasi muka air minimum 214,380 meter dengan volume genangan 40.026 juta meter kubik, dan ini elevasi terendah karena dampak kemarau panjang dan El Nino dan bersamaan dengan musim tanam sehingga keperluan air dari hilir sangat banyak," katanya.
Sedangkan pada April sudah mencapai elevasi muka air sebesar 246,65 meter dengan volume genangan 257.637 juta meter kubik. Untuk rata-rata elevasi 230,190 meter dengan volume genangan 127.195 juta meter kubik.
"Lalu untuk Bendungan Way Sekampung sudah mengalami penambahan sebanyak 7 meter, muka air di awal Januari hanya 117 meter dan di April sudah 124 meter," ucap dia.
Dia melanjutkan rata-rata elevasi muka air bedungan itu dari Januari-April 2024 yaitu setinggi 124,33 meter serta volume genangan 58.026.477 meter kubik. Dan elevasi terendah terjadi di Januari yang hanya setinggi 112,68 meter.
"Elevasi tertinggi terjadi di Maret karena intensitas curah hujan tinggi dan berbanding lurus dengan volume tampungan waduk sebesar 70.191.200 meter kubik," tambahnya.
Kemudian untuk kondisi air di Bendungan Way Rarem rata-rata elevasi muka air bendungan periode Januari-April setinggi 53,44 meter serta volume rata-rata 65.240.310 meter kubik.
Baca juga: BBWS Lampung terus memantau muka air bendungan jaga ketersediaan air
Selanjutnya untuk Bendungan Way Jepara dengan rata-rata elevasi muka air 29,676 meter dan volume 18.072.424 meter kubik, memiliki elevasi tertinggi di Maret dengan ketinggian 30,75 meter dan volume 20.400.000 meter. Sedangkan terendah sebesar 28,10 meter dengan volume 15.150.000 meter kubik.
Baca juga: Integrasi bendungan jadi strategi jaga ketahanan air di Lampung
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024