... Perburuan liar dan perambahan hutan menjadi sebab kepunahan badak... "

Bandarlampung, Lampung (ANTARA News) - Direktur Yayasan Badak Indonesia (YABI), Widodo Ramono, mengatakan, dalam sewindu atau delapan tahun terakhir populasi badak jawa dan badak sumatera turun signifikan dari 800 ekor menjadi sekitar 100 ekor.

"Di Jambi, Sumatera Barat, dan Bengkulu yang semula kantung-kantung populasi badak sekarang tidak ditemukan lagi hewan bercula itu," ujar Widodo, di Bandarlampung, Kamis.

Menurut dia terpantau 100 ekor di Lampung, 30 di Way Kambas dan sisanya berada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Pada kegiatan "Pelatihan dan Sosialisasi Penegakan Hukum Bidang Kehutanan Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi Provinsi Lampung 2013" itu, Ramono mengingatkan harus ada upaya sungguh-sungguh untuk pelestarian hewan yang dilindungi itu.

"Badak salah satu unsur penyangga ekosistem kehidupan manusia. Perburuan liar dan perambahan hutan menjadi sebab kepunahan badak," tuturnya.

YABI menurut dia, merupakan yayasan swadaya masyarakat untuk kehidupan badak jawa dan badak sumatera yang lestari dan aman.

"Kami punya kepentingan dengan pihak terkait untuk melakukan pemantauan, populasi dan usaha konservasi. Termasuk mendukung pengamanan badak di Way Kambas," kata Ramono.

YABI yang didirikan pada 2006 lalu terpanggil untuk membantu karena ada ancamanan pada badak sumatera dan badak jawa.

"Pada awal 2013, terpantau tidak lebih dari 100 ekor. Sayangnya, upaya konservasi tidak bisa mengimbangi laju kepunahan badak," kata dia.

Pada kegiatan yang diikuti sejumlah unsur yudikatif di Provinsi Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, dia menegaskan kepunahan badak salah satu masalah terbesar.

"Karena itu, kami meminta penegak hukum menjalankan tugas sebaik-baiknya, jangan ada permisif untuk untuk kasus-kasus perburuan hewan liar yang jelas-jelas menganggu ekosistem," katanya.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013