Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria di kawasan Bukit Menoreh seiring masih adanya kasus malaria di wilayah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami, di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Kulon Progo telah mendapat sertifikat eliminasi bebas endemi malaria dari Kementerian Kesehatan, namun pascapandemi COVID-19 muncul kembali kasus malaria.

"Pascapandemi COVID-19, di kawasan Bukit Menoreh banyak ditemukan kasus malaria. Namun, saat ini sudah terkendali. Berdasarkan data Dinas Kesehatan masih ada enam kasus malaria," kata Sri Budi Utami.

Ia mengatakan wilayah Bukit Menoreh di Kulon Progo masih epidemi malaria, sehingga dinkes meningkatkan kewaspadaan terhadap pendatang dari wilayah endemi malaria seperti Papua.

Baca juga: Pemkab Jayapura libatkan 380 kader tangani malaria di 139 kampung

Kawasan Bukit Menoreh meliputi Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Purworejo, Jawa Tengah, yang masih endemi malaria.

"Petugas akan mengambil darah yang bersangkutan. Ini sebuah kewaspadaan," katanya.

Lebih lanjut, Sri Budi Utami mengatakan dinkes juga melakukan penguatan komitmen pemangku kepentingan untuk mendukung upaya pemeliharaan bebas malaria dengan melakukan review terkait surat keputusan bupati tentang tim pemeliharaan eliminasi, serta peraturan bupati tentang pemeliharaan status bebas malaria.

"Kami juga melakukan penguatan kemandirian masyarakat dalam mencegah munculnya kasus baru malaria dengan melalui promosi berkelanjutan," katanya.

Menurut dia, Pemkab Kulon Progo juga telah mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2013 tentang Eliminasi Malaria, yang menjadi pedoman dalam upaya meraih status eliminasi kabupaten.

Baca juga: Pemkot Ambon perkuat pencegahan dan pengendalian AIDS TBC dan Malaria

Peraturan Bupati Nomor 67 Tahun 2013 sebagai bentuk komitmen terhadap penanganan malaria.

"Pada awal 2022 Kabupaten Kulon Progo dilakukan penilaian eliminasi malaria dan berhasil memperoleh Sertifikat Eliminasi Malaria dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia," kata Sri Budi Utami.

Setelah menerima Sertifikat Eliminasi Malaria, saat ini Kulon Progo memasuki masa pemeliharaan eliminasi malaria. Pada masa pemeliharaan ini maka peran semua pihak sangat diharapkan untuk bersama-sama mempertahankan.

Di antaranya sektor pariwisata, kebudayaan, ketenagakerjaan, pendidikan, perhubungan, dan sektor-sektor lainnya yang sangat menentukan terpeliharanya status eliminasi malaria ini.

Baca juga: Dinkes Biak sediakan 500 ribu RDT malaria melayani kebutuhan warga

Selain itu, Kulon Progo berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di mana di dua kabupaten ini kasus malaria juga masih ditemukan, bersifat fluktuatif.

"Sehingga kerja sama lintas batas ini sangat penting untuk diperhatikan," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024