Jakarta (ANTARA News) - Bandara Halim Perdanakusuma dinilai tidak cocok untuk menjadi bandara komersial yang terbuka bagi penerbangan sipil karena bandara tersebut dipersiapkan lebih kepada kebutuhan militer Republik Indonesia.
"Sangat naif bila solusi mengurangi kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta dengan memindahkan sebagian penerbangan ke Halim," kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Purnawirawan Chappy Hakim dalam Media Gathering bertajuk "Tinjauan Industri Penerbangan di Indonesia 2013 dan Outlook 2014" di Wisma Antara, Jakarta, Kamis.
Menurut Chappy Hakim, pemindahan sebagian jalur ke Halim dinilai tidak "fair" karena pengumuman pemindahan tersebut dinilai hanya dilakukan sepihak tanpa ada pengumuman resmi dari otoritas di Halim Perdanakusuma.
Padahal, ujar dia, selain tidak didesain untuk penerbangan komersial, Halim Perdanakusuma dirancang antara lain untuk misi militer udara spesial dan keperluan keamanan tingkat tinggi seperti bagi tamu negara.
Selain itu, Bandara Halim Perdanakusuma dinilai juga memiliki peran penting untuk basis pengiriman bila terjadi bencana alam besar seperti saat kejadian tragedi tsunami pada Desember 2004 lalu.
Ia juga mengingatkan bahwa di setiap negara umumnya selalu memiliki "exit airport" yang dapat digunakan sewaktu-waktu terjadi kekacauan nasional, dalam hal ini Halim cocok untuk itu.
"Halim juga subsistem dari alutsista (alat utama sistem persenjataan) dan menjadi bagian homebase national defense system," katanya.
Chappy juga mengungkapkan, di Halim tidak memiliki akses jalan yang bagus serta tidak ada lapangan parkir yang memadai untuk kendaraan pribadi.
Sedangkan di dalam infrastruktur penerbangannya sendiri, Halim kurang memadai dalam hal apron (tempat parkir pesawat) dan hanya memiliki runway (lintasan pesawat) tunggal, berbeda dengan Soekarno-Hatta yang memiliki dua runway.
"Sangat berbeda bandara yang didesain untuk komersial dan untuk keperluan militer," tegasnya.
Ia mengakui bahwa bandara seperti Changi di Singapura digabungkan antara militer dan komersial tetapi hal tersebut dinilai telah dipersiapkan dengan matang.
Untuk itu, Chappy menginginkan agar bila bandara Halim ingin digunakan untuk membantu kepadatan Soekarno-Hatta maka harus dibicarakan terlebih dahulu.
Pembicara lainnya, mantan Dirut Riau Airlines (RAL) Samudra Sukardi mengatakan, pemindahan ke Halim bukanlah sebuah solusi tetapi berpotensi untuk menambah masalah.
Sebagaimana diberitakan, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, rencananya bakal dibuka untuk penerbangan pesawat reguler komersial pada awal 2014 dengan tujuan antara lain untuk mengurangi kepadatan jalur penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.
Untuk itu, Dirut AP II juga mengutarakan harapannya agar berbagai pihak dapat membantu renovasi bandara Halim agar kinerja bandara tersebut dapat terus dioptimalkan antara lain untuk memaksimalkan jumlah jadwal penerbangan.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013