Kita akan bicara bagaimana caranya realisasi impor cepat
Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) akan memanggil para importir bawang putih terkait minimnya realisasi impor sehingga menyebabkan harga tak kunjung turun.
Deputi III Bidang Perekonomian KSP Edy Priyono menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dan mendapat persetujuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melakukan pemanggilan.
"Sebagai salah satu tindak lanjut, minggu ini atas persetujuan Kemendag, kami akan memanggil importir bawang putih ke Kantor Staf Presiden. Kita akan bicara bagaimana caranya realisasi impor cepat," ujar Edy dalam rapat virtual pengendalian inflasi di Jakarta, Senin.
Edy mengatakan, banyak importir yang telah memiliki persetujuan impor (PI) namun tak kunjung merealisasikan atau menahannya.
PI yang diterbitkan oleh Kemendag memiliki masa berlaku satu tahun kalender. Menurut Edy, masa berlaku yang panjang ini membuat importir mengatur sendiri kapan bawang putih masuk dalam negeri tanpa melihat kebutuhan nasional.
Lebih lanjut, Edy menyebutkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang menyusun sanksi administratif bagi importir yang terus menunda merealisasikan persetujuan yang telah didapat.
"Dari Badan Pangan Nasional merancang aturan, kemudian ada semacam sanksi administratif. Kita sudah menyampaikan concern kita, tidak bisa telah memberikan PI lalu pengusaha seenaknya sendiri mengatur kapan masuknya bawang putih dan sebagainya," kata Edy.
KSP juga telah melakukan pengecekan terhadap harga bawang putih di tingkat grosir di China atau negara asal impor. Namun tidak ditemukan adanya kenaikan harga bawang putih.
Menurut Edy, harga bawang putih di tingkat grosir China sudah berada di bawah 1 dolar AS per kilogram, sehingga tidak ada alasan bagi importir untuk menunda realisasi impor.
"Tidak ada alasan karena harga bawang putih di China mahal, padahal di sana tidak mahal," katanya.
Berdasarkan data Kemendag, realisasi impor bawang putih per 12 Mei 2024 sebesar 122.583 ton atau baru 35,8 persen dari total PI terbit 342.127 ton. Sementara kebutuhan rata-rata bawang putih nasional adalah 50.000 ton per bulan.
Baca juga: KSP bentuk satgas percepatan implementasi perdagangan karbon
Baca juga: Moeldoko: Anak muda berperan beri rekomendasi kebijakan publik
Baca juga: Moeldoko: Program regenerasi petani harus inklusif dan sinergi
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024