Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan fenomena perubahan iklim berdampak langsung terhadap pertanian lahan kering karena dapat membuat tanaman rentan kekurangan air dan mempengaruhi produksi pangan.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan ada sekitar 60 juta hektare lahan kering di Indonesia dengan 29 juta hektare digunakan untuk produksi pertanian.
"Salah satu ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim adalah ekosistem lahan kering. Perubahan iklim berpengaruh terhadap produksi pangan," ujarnya di Jakarta, Senin.
Yudhistira mengungkapkan upaya penyediaan air yang dihubungkan dengan perubahan iklim menjadi sangat penting dalam pengelolaan lahan kering tersebut.
Dia menilai program bantuan pompanisasi yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian sudah tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan kering di Indonesia.
Program pompanisasi dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman, termasuk untuk sawah tadah hujan. Kementerian Pertanian menyebut dari 7,5 juta hektare sawah di Indonesia ada sebanyak 36 persen berupa sawah tadah hujan.
Program itu difokuskan untuk lahan sawah yang indeks pertanaman satu kali dalam setahun, namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Pompanisasi menjadi solusi bagi para petani untuk meningkatkan indeks pertanaman.
Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Ahmad Suriadi mengatakan perubahan iklim menimbulkan dampak terhadap tanaman padi yang membuat produksi menurun hingga 50 persen ketika suhu naik 1-2 derajat Celcius.
Bahkan, perubahan suhu mampu memicu ledakan serangan organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan gagal panen. Suhu merupakan faktor penting untuk kehidupan serangga.
“Ledakan hama belalang kembara yang terjadi di Nusa Tenggara Timur beberapa tahun lalu adalah salah satu gejala akibat perubahan kelembaban dan suhu yang cepat. Serangan belalang kembara meluluhlantakkan tanaman jagung dan tanaman-tanaman lain, sehingga produksi turun,” kata Ahmad.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perubahan iklim yang berdampak signifikan bagi pertanian, mengancam ketahanan pangan, mata pencaharian, dan ekosistem memerlukan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
Selain itu, investasi dalam penelitian dan inovasi hingga ikhtiar secara kolaboratif di tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk membangun ketahanan dan keberlanjutan dalam sistem pertanian sangat penting dalam menghadapi pengaruh perubahan iklim.
Baca juga: Ribuan hektare sawah di Tangerang Banten terancam kekeringan
Baca juga: 150 hektare lahan sawah di Tanah Datar kekeringan akibat kemarau
Baca juga: Lahan sawah enam kecamatan di Karawang rawan kekeringan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024