Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mengimbau masyarakat untuk menggelar shalat ghaib bagi korban banjir yang meninggal dunia dan masih dalam pencarian.
"Sebagai bentuk rasa empati dan belasungkawa terhadap para korban. Kami mengajak masyarakat Sumbar untuk menyelenggarakan shalat ghaib berjamaah di masjid dan mushala sekitar tempat tinggal masing-masing," katanya di Padang, Senin.
Ia mengatakan itu usai melaporkan kondisi setelah bencana di daerah itu kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Padang.
Ia menyebut duka akibat bencana ini bukan hanya duka bagi keluarga dan korban tetapi merupakan duka bagi seluruh masyarakat Sumbar.
Baca juga: Basarnas laporkan korban meninggal akibat banjir di Sumbar capai 43 orang
Baca juga: Kemenkes siapkan langkah penanganan penyintas banjir Sumbar
Menurutnya, untuk jajaran Pemprov Sumbar, shalat ghaib akan diselenggarakan secara berjamaah di Masjid Baitul Auliya Kantor Gubernur.
Dalam kesempatan yang sama ia menyampaikan data perkembangan terbaru dampak bencana banjir bandang yang melanda tiga daerah di Sumbar pada Sabtu malam (11/5) lalu.
Berdasarkan rekap data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar per hari Senin (13/5) Pukul 08.00 WIB, diketahui jumlah korban jiwa bertambah menjadi 35 orang dan korban hilang sebanyak 19 orang.
"Sedangkan untuk total masyarakat terdampak berjumlah sebanyak 2.238 orang," katanya.
Selain itu juga terdapat 269 unit rumah rusak dari total 302 unit rumah masyarakat yang terdampak.
Sedangkan untuk fasilitas umum, sebanyak tiga unit sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan, dan sembilan tempat ibadah rusak akibat bencana banjir bandang tersebut.
"Kemudian BPBD juga mencatat ada satu unit kantor dan dua unit kios warga yang rusak akibat terjangan banjir bandang ini," kata Mahyeldi.
Kemudian ia juga menyampaikan, bahwa terdapat 17 saluran irigasi, satu bidang penguat tebing sungai yang rusak, kemudian juga tercatat sembilan jembatan perlintasan masyarakat putus serta juga lebih kurang 120 meter jalan yang terban.
Sedangkan dampak untuk lahan pertanian dan hewan ternak masyarakat, dikatakannya sebanyak 12 ekor hewan ternak warga mati, serta 150 hektar lahan pertanian masyarakat terdampak.
"Sekali lagi semua data tersebut masih bersifat sementara, nanti akan kita update secara berkala," katanya.
Data yang disampaikan Pemprov Sumbar berbeda dengan data yang disampaikan oleh BNPB. Perbedaan tersebut karena data masih bersifat sementara.*
Baca juga: Puskris Kemenkes analisis bencana banjir lahar dingin di Sumbar
Baca juga: PMI salurkan bantuan bagi korban banjir di Sumbar
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024