Bandung (ANTARA) -
"Keselamatan, termasuk para siswa, guru yang utama jangan sampai terulang lagi, kami berharap ini terakhir terjadi, di Jawa Barat maupun nasional. Jangan sampai terjadi siswa kecelakaan. Jangan sampai kesedihan jadi akhir dari sebuah study tour," kata Bey di Gedung Sate Bandung, Senin.
Bey sendiri telah mengeluarkan surat edaran yang meminta agar sekolah berbagai tingkatan yang ada di Jawa Barat untuk melakukan study tour di dalam kota, atau maksimal dalam provinsi, selain alasan keamanan, juga agar ada pergerakan ekonomi di Jabar sendiri.
Meskipun demikian, Bey mengatakan pelaksanaan study tour di dalam provinsi, adalah berupa imbauan, dan jika ada yang telah merencanakan kegiatan darma wisata tersebut seperti SMK Pariwisata yang merencanakan ke Yogyakarta, pihaknya tidak bisa melarang.
"Jadi kalau masih bisa diubah, enggak menimbulkan kerugian, ya mohon ubah dan mohon sesuaikan. Pasalnya, kita punya semua di Jabar ini, pariwisata punya, industri ada, mau apa lagi, ada semua di jabar ini," ucapnya.
Sebelumnya, bus pariwisata nomor polisi AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di jalan turunan Ciater, Subang, Sabtu (11/5) malam, sekitar pukul 18.45 WIB.
Jumlah korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan bus di Ciater, Subang tersebut, sebanyak 11 orang yang terdiri atas sembilan siswa, satu guru, dan satu warga Subang.
Sementara itu, 14 orang luka ringan, 23 luka sedang, dan 12 luka berat, dilakukan perawatan intensif di RSUD Subang dan dikabarkan telah disiapkan untuk dikembalikan ke daerah asalnya.
Baca juga: Kemenhub: Bus kecelakaan di Subang tak uji berkala tiap enam bulan
Baca juga: Laka di Subang, pemilik PO bus diminta tanggung jawab kelayakan bus
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024