untuk 50 tahun ke depan bisa membangun TPA di sekitar Kepulauan Seribu," kata Heru di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, Senin.
Konsepnya tentunya tidak sampah saja tapi bisa lumpur di 13 sungai di Jakarta Heru meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk bisa mengkaji terlebih dahulu terkait efektivitas dan perencanaan TPA untuk lumpur.
Menurut Heru, saat ini Jakarta tidak ada lagi lahan untuk tempat membuang sampah di daratan.
"Konsepnya bagaimana? Kita lihat saja di Singapura, Jepang yang nanti menjadi pulau dan ini saya minta dikaji oleh DLH bersama dengan pecinta lingkungan, akademisi, untuk ke depan bisa dilaksanakan, sudah tidak ada lagi tempat membuang sampah di daratan," ujar Heru.
Baca juga: "Grounbreaking" RDF Rorotan, Heru: Ini yang terbesar di dunia
Baca juga: RDF Rorotan dinilai mampu kurangi kemacetan dan sampah di Jakarta
Adapun salah satu lokasi yang menurut Heru layak untuk dikaji terkait perencanaan pembangunan TPA lumpur, yakni di wilayah utara.
"Maka lokasinya adalah salah satunya yang pantas adalah yang layak dikaji adalah di wilayah utara. Jadi nanti pembuangan sampah itu termasuk sedimen menjadi pulau-pulau itu adalah untuk bisa pengolahan dinas taman dan juga tentunya untuk pengolahan sampah itu sendiri dan kita bisa menambah RTH," kata Heru.
Sebelumnya, Heru melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) fasilitas untuk memproduksi sampah menjadi bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, yang merupakan salah satu pembangunan RDF yang terbesar di dunia.
Kegiatan tersebut dilakukan bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono pada Senin.
"Fasilitas ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Ini adalah bagian terkecil dari salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengendalikan masalah sampah," kata Heru.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024