India telah melancarkan serangkaian balasan terhadap diplomat AS di negara itu setelah penangkapan wakil konsul jenderalnya, Devyani Khobragade, pekan lalu yang dinilainya sebagai "penghinaan."
Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengakui hal itu "isu sensitif" tetapi menyatakan ini "insiden terpisah dan tersendiri" yang hendaknya jangan "dicampurbaurkan" dan dibiarkan mengganggu hubungan erat AS-India.
"Sejauh ini semua indikasi menunjukkan bahwa prosedur sudah diikuti. Tapi meskipun demikian...kami memahami ini isu yang sangat sensistif, dan kami terus memeriksa apa yang terjadi," kata Harf kepada wartawan.
Khobragade ditangkap setelah mengantar anaknya di sekolah karena dugaan membayar pembantu rumahnya di bawah ketentuan yang berlaku dan berbohong ketika mengisi formulir visa pembantunya yang juga berkebangsaan India.
Harf membenarkan bahwa dia ditangkap oleh kantor keamanan diplomatik Deplu AS, tapi kemudian diserahkan ke para pejabat penegak hukum setempat dan instansi lain yang bertanggung jawab atas pemeroses kasusnya di pengadilan federal.
Harf tidak dapat membenarkan laporan-laporan bahwa Khobragade diperiksa dengan tak mengenakan pakaian sebagai bagian dari pemeriksaan, dengan mengatakan alasan itu untuk memeriksa ulang menemukan dengan benar apa yang terjadi.
Buntut dari percekcokan soal penangkapan itu, pemerintah India Selasa memerintahkan serangkaian langkah termasuk pengembalian kartu identitas bagi pejabat konsuler yang mempercepat kepergian ke dan melalui India, kata sumber-sumber Kementerian Luar Negeri India.
Pasukan keamanan India juga melepas panghalang di luar kedutaan AS di New Delhi, menimbulkan ketakutan atas keselamatan personel.
Harf mendesak pemerintah India menjunjung tinggi semua kewajibannya melindungi para diplomat AS di negara itu.
"Jelas keamanan dan keselamatan para diplomat kami dan pegawai konsuler di lapangan prioritas utama. Kami akan terus bekerja dengan India untuk menjamin bahwa semua diplomat dan pegawai konsuler kami memperoleh hak-hak penuh dan perlindungan," kata dia.
Harf juga mengungkapkan bahwa Deplu AS telah menulis surat kepada kedutaan besar India pada September untuk memeperingatkan mereka "dugaan-dugaan penyelewengan yang dibuat oleh seorang warga India terhadap deputi konsul jenderal India di New York."
Kasus itu merupakan yang paling akhir melibatkan perlakuan tak manusiawi terhadap para pembantu rumah tangga oleh keluarga-keluarga kaya asal India. Banyak pembantu yang dibayar murah dan kelompok-kelompok hak asasi manusia sering melaporkan kasus-kasus pemukulan dan penganiayaan lain, demikian AFP.
(Uu.M016)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013