Manila (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengecilkan ketegangan dengan China soal Laut China Timur, dengan menyatakan usaha AS memperkuat keamanan bahari di kawasan itu bagian upaya normal membantu sekutu membela diri lebih baik.
Kerry mengatakan perselisihan laut di antara negara-negara hendaknya diselesaikan secara damai melalui arbitrasi dan AS akan bicara ketika satu negara, seperti, China, mengambil tindakan sepihak, yang berpeluang menimbulkan benturan.
AS telah menyatakan pihaknya tidak mengenal satu zona pertahanan udara yang diberlakukan Beijing di tengah-tengah gesekan dengan Jepang atas pulau-pulau yang diperselisihkan di Laut China Timur.
China juga berselisih dengan negara-negara di Asia Tenggara atas sejumlah wilayah di Laut China Selatan. Beijing mengatakan pihaknya mungkin menerapkan satu zona pertahanan serupa di sana.
Sehari setelah AS memberikan 32,5 juta dolar AS untuk memperkuat keamanan maritim di Asia Tenggara, sebagian untuk Vietnam, Kerry mengatakan AS akan menyediakan 40 miliar dolar AS kepada Filipina selama tiga tahun untuk membangun kapasitasnya mengawasi Laut China Selatan.
"Kami tidak memandang situasi sebagai salah satu ketegangan yang meningkat dan kami tidak menginginkan ketegangan," kata Kerry dalam jumpa pers dengan rekan sejawatnya Albert del Rosario.
"Apa yang kami lakukan bersama merupakan proses normal dengan demikian kami bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menaikkan kapasitas perlindungan maritim mereka," kata dia.
Kerry mengatakan AS tidak mengambil sikap atas klaim-klaim oleh negara-negara di laut-laut yang diperselisihkan tetapi tidak sepakat dengan cara China dalam merespon pertikaian dengan Jedpang.
"Kami tidak mengambil pendekatan ini dengan pandangan tertentu terhadap China, kecuali mengatakan ketika China mengambil langkah sepihak, kami akan mengambil sikap kami dan menjelaskan apa yang kami setujui dan tidak setujui," kata Kerry.
China termasuk salah satu negara yang mengklaim sebagian atau seluruhnya Laut China Selatan. Laut itu menjadi salah satu kawasan yang berpontensi menimbulkan masalah terbesar di Asia. Negara-negara lainnya yang mengkalim ialah Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Malaysia.
Kerry mengunjungi Vietnam dan Filipina, dua negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara.
Filipina mempunyai rencana untuk mengeluarkan dana sebesar 1,7 miliar dolar untuk meningkatkan kemampuan militer, khususnya sistem pengawasan dan pemantauan atas perbatasan-perbatasanmaritim di Laut China Selatan.
Keamanan maritim akan menjadi fokus pembicaraan Kerry dengan Presiden Filipina Benigno Aquino dan juga dengan para pemimpin Vietnam, demikian AFP.
(Uu.M016/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013