Jakarta (ANTARA Newsntara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 81 poin menjadi Rp12.129 dibanding posisi sebelumnya (16/12) Rp12.048 per dolar AS.
"Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah, masih tertekannya mata uang domestik itu dikarenakan pelaku pasar uang masih menanti hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Desember," kata analis Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan pelaku pasar uang juga sedang menunggu hasil keputusan Senat AS mengenai besaran anggarannya untuk menghindari berhentinya kegiatan pemerintahan (shutdown) AS.
Menurut dia, kondisi yang belum pasti itu membuat pergerakan rupiah cenderung tertekan terhadap mata uang dolar AS.
"Kendati demikian, Bank Indonesia masih menjaga fluktuasi rupiah sehingga tidak tertekan terlalu dalam. BI dan pemerintah sudah mengantisipasi sentimen eksternal, diharapkan rupiah kembali berada di area positif," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan semakin dekatnya pertemuan The Fed, pelaku pasar kian mencari mata uang yang dinilai dapat menjaga nilai (save heaven), diantaranya dolar AS dan yen Jepang.
"Kondisi itu membuat mata uang yang dinilai high risk seperti rupiah cenderung dilepas pelaku pasar," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah menguat tipis menjadi Rp12.104 dibanding sebelumnya (16/12) di posisi Rp12.105 per dolar AS. (*)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013