Sekarang yang muncul Pak Prabowo, siapa tahu nanti ada yang lain."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, nahdliyin (warga NU) menginginkan pemimpin nasional ke masa depan adalah sosok yang tegas, tidak peragu, dan berpihak ke rakyat.
"Aspirasi yang saya serap, warga NU ingin pemimpin mendatang tegas, memihak pada rakyat, sportif, konsekuen, tidak ragu-ragu. Siapa pun orangnya," kata Said Aqil saat menerima kunjungan jajaran Partai Gerindra di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa.
Dalam kesempatan itu, Said Aqil antara lain didampingi Sekjen PBNU Marsudi Syuhud dan Ketua PBNU Muhammad Maksum Mahfudz. Sementara dari Gerindra adalah Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, Ketua Umum Suhardi, Wakil Ketua Umum Fadli Zon, dan Sekjen Ahmad Muzani.
Ketika ditanya pers, apakah kriteria itu mengarah kepada Prabowo, maka sexara diplomatis Said Aqil mengatakan setidaknya untuk saat ini memang demikian.
"Sekarang yang muncul Pak Prabowo, siapa tahu nanti ada yang lain," katanya sambil tertawa.
Prabowo ketika ditanya pers, apakah berniat menggandeng Said Aqil dalam Pemilu Presiden 2014, langsung menyatakan belum ada pembicaraan ke arah itu.
"Belum sampai ke situ. Kita tak bicara politik praktis," kata Prabowo.
Ia menyatakan, kriteria calon pendampingnya nanti harus jujur, membela rakyat, nasionalis, dan baik akhlaknya.
"Banyak orang NU yang seperti itu," kata Prabowo ketika ditanya apakah kriteria itu mengarah kepada Said Aqil.
Hal yang jelas, kata Prabowo, kedatangannya bersama jajaran Gerindra ke PBNU untuk berkonsultasi sehingga perjuangan Gerindra tidak akan melenceng dari pandangan pemimpin umat.
"Kebiasaan kita selalu berkonsultasi dengan lembaga dan ormas yang menurut kami benar-benar mewakili sebagian besar warga negara, seperti NU dan Muhammadiyah," katanya.
Ia menambahkan, "Kami, parpol, merasa berkewajiban konsultasi sehingga dalam memperjuangkan aspirasi rakyat sejalan dengan pandangan pemimpin umat."
Said Aqil membenarkan pernyataan Prabowo. Ia mengatakan, pertemuan jajaran PBNU dan Gerindra hanya silaturahim biasa.
"Ini pertemuan biasa, tidak luar biasa. NU dan Gerindra sama-sama nasionalis-religius, kita perjuangkan empat pilar kebangsaan sebagai harga mati," katanya. (*)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013