Jakarta (ANTARA News) - Kecelakaan KRL Commuter Line jurusan Serpong-Jakarta, Senin (9/12), tidak hanya menimbulkan kecemasan pada penumpang jurusan tersebut namun juga penumpang lainnya seperti penumpang jurusan Depok - Jakarta Kota.
"Kerabat dan keluarga menyarankan agar tidak naik gerbong pertama dan terakhir," kata Mayang (22) seorang penumpang wanita jurusan Depok-Jakarta, baru-baru ini.
"Tapi saya kurang nyaman kalau naik di gerbong campuran," tambahnya lagi.
Ana (35) dan Lela (35) juga mengaku cemas akibat kecelakaan yang terjadi di Bintaro. Namun, mengaku tidak akan pindah ke moda transportasi lain karena kereta dinilai lebih efektif.
"Mau bagaimana lagi hanya kereta yang cepat, bismilah sajalah," kata Ana yang disetujui oleh Lela.
Berbeda dengan Mayang, Ana, dan Lela, Farida tidak terlalu cemas akan insiden kecelakaan tersebut. Wanita yang memakai kereta untuk mengantarnya ke kantor di bilangan Gondangdia ini hanya menyayangkan belum lengkapnya alat pemadam kebakaran dan alat pemecah kaca di kala situasi darurat.
"Tidak cemas, namanya umur kita tidak ada yang tahu, pasrah sajalah. Tapi sayang tidak ada alat buat memecahkan kaca," kata Farida (24).
Sedangkan Muhammad Ridwan (75) dan Jamm (33) mengaku tidak terlalu cemas akan insiden tersebut karena selalu memilih gerbong di tengah-tengah.
"Tidak, tidak cemas karena saya memilih gerbong tengah," kata Ridwan.
Senin (9/12) pukul 11.15 WIB terjadi kecelakaan antara KRL Commuter Line jurusan Serpong-Jakarta dengan Truk Tangki BBM milik pertamina. Ledakan besar tak dapat terhindarkan sehingga menyulut kebakaran besar dan kepulan asap pekat.
Akibat kecelakan tersebut tujuh korban dinyatakan tewas dan 79 lainnya luka-luka. Perjalanan KRL relasi Stasiun Tanah Abang menuju Serpong, Parung Panjang dan Maja sempat terganggu.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013