Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, berupaya melestarikan Suku Mengkanau yang merupakan suku asal warga Desa Namang, untuk menjaga khasanah budaya mereka agar tidak terkubur seiring kemajuan zaman.

"Suku Mengkanau ini merupakan suku nenek moyang orang Namang, sudah hampir hilang dan kita berupaya menjaga kelestariannya," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Sabtu.

Pemkab Bangka Tengah melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga akan melakukan inventarisasi dengan menggali informasi secara komprehensif terkait dengan Suku Mengkanau.

"Setiap tahun kita juga menggelar ritual adat Murok Jerami yang merupakan tradisi Suku Mengkanau, sebagai upaya melestarikan suku tersebut," ujarnya.

Baca juga: Deklarasi Suku Bajau Wakatobi keluarkan tiga poin untuk cagar biosfer

Murok Jerami merupakan ritual adat Suku Mengkanau, yakni makan bersama di rumah panggung sambil membacakan tahlil dan doa bersama sebagai wujud syukur atas keberhasilan panen raya padi sawah.

"Mengkanau ini merupakan suku nenek moyang di Desa Namang yang sudah hampir tenggelam seiring waktu, maka kembali kita munculkan dan dilestarikan," kata dia.

Kepala Desa Namang Zaiwan mengatakan Suku Mengkanau merupakan suku asal orang Desa Namang yang mulai berkembang sejak 350 tahun silam yang diturunkan dari Kerajaan Sriwijaya.

Zaiwan yang mengaku keturunan keenam dari Suku Mengkanau mengatakan orang Mengkanau sudah membaur dengan suku dan adat istiadat orang Namang.

Dahulu, kata dia, Namang ini disebut Mengkanau yang dihuni penduduk Suku Mangkanau yang tinggal di pedalaman hutan di kawasan hutan Pelawan.

"Seiring perjalanan waktu, orang Mengkanau yang biasa hidup di pedalaman hutan mulai bergeser ke arah jalan-jalan perkampungan penduduk," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Papua Tengah tengahi konflik warga Suku Mee dan Moni di Nabire
Baca juga: Mengenal lebih dekat budaya suku Amungme di Mimika

Pewarta: Ahmadi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024