Jakarta (ANTARA) - Microsoft akan meluncurkan platform toko aplikasi penyedia berbagai game untuk perangkat mobile (bergerak) pada bulan Juli 2024 mendatang yang berpotensi menjadi kompetitor Google Play Store dan Apple App Store.

Presiden Xbox Sarah Bond, melansir laporan TechCrunch, Jumat (10/5), pada kegiatan Bloomberg Technology Summit mengumumkan Microsoft akan meluncurkan toko aplikasi berbasis web yang memungkinkan penggunanya mengunduh game serta melakukan transaksi untuk mendapatkan konten-konten berbayar.

Sarah menjelaskan Microsoft lebih memilih meluncurkan toko digital dalam bentuk web dibandingkan aplikasi agar platform tersebut bisa diakses oleh semua jenis perangkat dan di semua negara.

Sebagai permulaan, Microsoft akan menyediakan judul game dari Activision Blizzard di antaranya "Candy Crush Saga" dan "Call of Duty: Mobile". Sarah juga mengungkapkan "Minecraft" juga akan menjadi game yang dapat diunduh pada platform toko aplikasi Microsoft.

Baca juga: Microsoft akan berikan pelatihan AI kepada 840 ribu orang di Indonesia

Ke depan, Microsoft berencana untuk membuka toko aplikasinya untuk pengembang pihak ketiga. Namun, perusahaan teknologi itu belum mengungkapkan jadwal realisasi rencana tersebut.

Keberadaan toko aplikasi Microsoft akan menjadi alternatif dari Google Play Store dan Apple App Store, yang mengenakan biaya administrasi hingga 30 persen dan harga penjualan.

Microsoft pertama kali mengumumkan rencananya untuk menghadirkan toko aplikasi untuk perangkat Android dan iOS pada Desember tahun lalu. Saat itu Kepala Divisi Gim Microsoft Phil Spencer mengatakan mereka berdiskusi dengan para mitra perusahaan untuk meluncurkan toko aplikasi Xbox untuk mobile.

Rencana Microsoft untuk terjun ke pasar aplikasi mobile pertama kali muncul pada tahun 2022 setelah mengumumkan kesepakatan akuisisi Activision Blizzard. Microsoft mengungkapkan salah satu alasan utama raksasa teknologi itu mengakuisisi Activision Blizzard adalah untuk melebarkan sayapnya ke pasar game mobile.

Ketika Apple dan Google tengah ditekan oleh regulasi Digital Marketing Act (DMA) di Uni Eropa yang memaksa untuk membuka toko aplikasi mobile mereka untuk pihak ketiga, platform buatan Microsoft disebut berupaya hadir sebagai alternatif dari Google Play Store dan App Store milik Apple di Uni Eropa.

Baca juga: Lima kiat manfaatkan AI Generatif Copilot Microsoft secara optimal

Baca juga: Apple izinkan aplikasi emulator gim tersedia di App Store

Baca juga: Google Play Store rilis fitur "uninstall" aplikasi dari jarak jauh

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024