Sana`a (ANTARA News) - Lantunan ayat-ayat Al-Quran dari sejumlah Qari kenamaan di Arab dan lantunan azan mulai banyak dipakai sebagai pengganti suara musik dan lagu-lagu pada dering ponsel.
Para pengguna ponsel dapat dengan mudah merekam sendiri atau mencari lantunan ayat dan azan dimaksud di tempat-tempat penjual ponsel.
Namun tidak semua ulama sependapat dengan penggunaan lantunan ayat dan azan tersebut. Terbukti sejumlah ulama di Arab Saudi seperti dilaporkan harian Al-Sharqul Awsat, Sabtu (26/8), melarangnya.
"Ayat-ayat Al-Qur`an sangat agung sehingga tidaklah tepat untuk digunakan sebagai dering ponsel. Paling rendah hukumnya adalah makruh (tidak diperbolehkan namun tidak berdosa bila melakukannya red.)," ujar Sheikh Saleh Al-Shamrani.
Menurut salah satu pengajar di Akademi Ilmiah milik Universitas Islam King Mohamed Bin Saud itu, illat (alasan) tidak diperbolehkan penggunaan dering lantunan ayat dan azan tersebut cukup banyak
diantaranya ditinjau dari tempat.
Bisa saja deringan ponsel berbunyi pada saat pemakainya berada di tempat yang tidak suci seperti kamar mandi. Juga pada saat di tempat-tempat yang tidak layak semisal diskotik atau di tempat keramaian dimana orang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Sangatlah tidak layak bila keagungan lantunan ayat-ayat suci dan azan berbunyi di saat keramaian dan orang sedang tertawa terbahak karena lantunan ayat dan azan itu mengandung nilai ibadah," katanya.
Larangan tersebut berlangsung pada saat banyak pengguna pengguna ponsel terutama di kalangan kaum wanita negeri kaya minyak itu lebih memilih lantunan ayat, doa dan azan ketimbang lagu-lagu dari para artis kenamaan Arab.
"Yang utama adalah pengarahan dalam menggunakan ponsel yang berisi deringan lantunan ayat atau azan. Bukan larangan secara mutlak," kata Suad Afif, seorang pengajar ilmu sosial di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah.
Pada intinya, larangan salah seorang ulama terkemuka Saudi itu tidak mutlak, namun sebagai peringatan dan pengarahan agar tidak sembarangan menggunakan lantunan ayat dan azan agar kesuciannya tidak terlecehkan baik disengaja maupun tidak disengaja.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006