Hujan berintensitas tinggi di bagian hulu dan tengah DAS Bengawan Solo dan DAS Lamong telah menyebabkan debit sungai meluap, sehingga wilayah sekitar sungai di Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik Jawa Timur terendam banjir.
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat di Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, dan Lampung bagian barat dan selatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir dan tanah longsor.
"Banjir dari luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik berpotensi meningkat," demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan adanya pertemuan angin dari barat laut dan tenggara menyebabkan terjadi konvergensi di daerah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah sehingga potensi hujan tinggi.
Kemudian untuk daerah Lampung bagian selatan dan barat, lanjutnya, juga berpotensi hujan deras pengaruh dari tekanan rendah di Samudera Hindia di sebalah barat daya Lampung.
Hujan berintensitas tinggi di bagian hulu dan tengah DAS Bengawan Solo dan DAS Lamong telah menyebabkan debit sungai meluap, sehingga wilayah sekitar sungai di Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik Jawa Timur terendam banjir.
Banjir di Bojonegoro dan Tuban tersebut, lanjut Sutopo, disebabkan kombinasi antara hujan lokal dan kiriman dari hulu Bengawan Solo, yaitu Wonogiri, Solo, Sragen, Ngawi, Ponorogo dan Madiun. Sedangkan banjir di Mojokerto dan Gresik akibat meluapnya Kali Lamong di Jawa Timur.
Ia pun mengimbau masyarakat seluruh Indonesia untuk selalu waspada dengan ancaman banjir dan longsor di lingkungannya masing-masing, karena puncak hujan sebagian besar wilayah Indonesia pada Januari hingga Februari.
Sejumlah daerah yang terendam banjir, menurut Sutopo, yakni Bojonegoro yang merendam 30 desa di tujuh kecamatan. Akibatnya 1.705 KK dan 1.727 hektare (ha) sawah terendam banjir.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Padangan yang merendam sembilan desa dengan 823 KK dan 250 ha sawah terendam. Sedangkan di Kecamatan Bojonegoro merendam tiga desa meliputi 585 KK dan 28 ha sawah.
Sutopo mengatakan bahwa BNPB dan BPBD Bojonegoro telah membangun "shelter" untuk korban banjir di Bojonegoro sehingga dapat digunakan menampung sebagian pengungsi.
Sedangkan di Tuban, banjir merendam 13 desa di empat kecamatan yaitu Kecamatan Semanding, Suko, Parengan, dan Singgahan. Banjir menyebabkan 2.249 rumah terendam.
Menurut Sutopo, satu orang hanyut di Kecamatan Benjeng dan saat ini belum ditemukan.
BPBD Kab Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik bersama TNI, Polri, SKPD dan relawan telah melakukan penanganan darurat. Sebagian masyarakat telah dievakuasi, dapur umum telah didirikan, dan makanan siap saji telah dibagikan.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013