Beirut (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, Senin, mendesak Israel untuk mencabut blokade atas Lebanon, dan menekan Hizbullah agar membebaskan prajurit Yahudi yang penangkapan mereka menyulut agresi militer yang memporak-porandakan Lebanon selama 34 hari oleh negara Yahudi tersebut. Pada awal kunjungan ke Timur Tengah guna menyokong gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hizbullah, Annan mengatakan kepada wartawan PBB sudah siap membantu pertukaran tahanan. "Kami sedang mengusahakan pencabutan pembatasan, saya akan membahasnya dengan pemerintah Israel besok (Selasa), saya harap akan ada kemajuan mengenai ini dalam waktu yang tak lama lagi," katanya. Ia mengatakan blokade tersebut akan menjadi salah satu topik agendanya ketika ia mengunjungi Israel, Selasa. Ia juga menyeru Hizbullah agar menyerahkan dua prajurit Israel kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) atau pemerintah Lebanon. Annan juga bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora, Ketua Parlemen Nabih Berri --sekutu dekat kelompok pejuang Syiah Lebanon itu-- dan politisi lain. "Kami memasuki tahap pemulihan dan pembangunan kembali, kami memiliki peluang bagi gencatan senjata jangka panjang," kata Annan setelah bertemu dengan Berri. Berri mengatakan pembicaraan mereka dipusatkan pada blokade udara dan laut Israel, yang melumpuhkan ekonomi Lebanon dan dikatakannya telah melanggar gencatan senjata yang diperantarai PBB. Pada saat yang sama, Annan berkeras Lebanon telah sepenuhnya menghormati ketentuan gencatan senjata. Resolusi 1701 Dewan Keamanan (DK) PBB merancang gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah pada 14 Agustus, setelah lebih dari satu bulan pertempuran sengit. Annan menyerukan penerapan penuh semua ketentuan Resolusi itu, terutama penarikan tentara Israel dari Lebanon selatan dan penggelaran tentara Lebanon serta pasukan pemelihara perdamaian PBB yang diperkuat di daerah tersebut. Lampu hijau Italia Sementara itu, Italia menjadi negara paling akhir Eropa yang memberi lampu hijau bagi sumbangannya untuk pasukan PBB yang diperluas, kata seorang pejabat senior di Roma, dengan perkiraan sebanyak 2.500 prajurit. Di New York, negara yang menyampaikan komitmen bagi pasukan pemelihara perdamaian PBB yang diperkuat direncanakan bertemu di PBB, Senin waktu setempat, setelah Turki juga menyampaikan kesediaan untuk mengirim tentara. "Ada sebanyak 30 negara yang akan ikut, termasuk negara Eropa yang menunjukkan keinginan mereka untuk ikut dalam pasukan itu Jumat," kata jurubicara PBB Stephane Dujarric. Dalam taklimatnya, Annan menekankan perlunya "perlucutan senjata dan pembubaran semua milisi" di Lebanon, rujukan terselubung kepada HIzbullah. "Di Lebanon, mesti ada satu hukum, satu pemerintah, satu senjata," katanya. Annan juga menyatakan tugas pasukan PBB bukan untuk melucuti senjata Hizbullah tapi untuk memantau gencatan senjata. "Mereka takkan pergi dari rumah ke rumah untuk mencari senjata, ini bukan tanggung jawab mereka," katanya. Persoil pemelihara perdamaian PBB hanya akan melepaskan tembakan jika diserang, tapi Annan memperingatkan, "Tentara itu akan menggunakan segala cara untuk membela diri tak peduli siapa yang menyerang mereka." Pada malam menjelang kunjungan Annan, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah mengatakan petempurnya takkan menentang Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang diperluas, tapi memperingatkan pasukan pemelihara perdamaian tersebut tak boleh berusaha melucuti senjata mereka. Sebagian besar wilayah Lebanon selatan menjadi puing setelah agresi militer Yahudi terhadap Lebanon, sehingga menewaskan sedikitnya 1.287 orang di Lebanon, hampir semua warga sipil, serta 160 orang Yahudi --kebanyakan tentara, AFP melaporkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006