"Meski menguat namun pergerakan rupiah cenderung masih mendatar," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir.
Ia mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi pengurangan stimulus The Federal Reserve Amerika Serikat menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Desember.
Zulfirman memperkirakan, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp12.000 sampai Rp12.220 per dolar AS hari ini.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, penguatan rupiah tertahan oleh pengaruh data pengangguran dan penjualan ritel Amerika Serikat yang menunjukkan perbaikan ekonomi.
"Kondisi itu diperkirakan dapat kembali membuat laju dolar AS terus beranjak naik," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, beredar kabar bahwa Senat AS telah menyetujui paket anggaran untuk menghindarkan AS dari potensi penghentian sementara kegiatan ekonomi dan menciptakan stabilitas fiskal untuk dua tahun mendatang.
"Gambaran membaiknya ekonomi AS tersebut tentunya bisa semakin membenamkan mata uang rupiah," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013