"Hal itu kami lakukan dengan membagikan paket berisi masker, sabun mandi, dan souvenir kepada para penyintas thalasemia dalam rangka Hari Thalasemia Sedunia," kata Ketua Umum BFLF Indonesia Michael Octaviano di Banda Aceh, Kamis.
Di sela-sela memperingati Hari Thalasemia Sedunia bersama puluhan penyintas thalasemia di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, ia menyebutkan jumlah penyintas thalasemia di Aceh hampir mencapai 700 orang.
Baca juga: IDAI sebut penyakit thalasemia pengaruhi psikososial anak
Selain itu, kebutuhan darah untuk transfusi thalasemia juga harus dipenuhi dengan darah yang sehat.
Michael mengatakan penyintas thalasemia di Aceh juga harus bisa melakukan transfusi di kabupaten atau kota tempat tinggal mereka, sehingga mereka tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke Banda Aceh.
“Pemerintah daerah dan rumah sakit setempat perlu memperhatikan ketersediaan darah, alat-alat penyaringan, dan proses pengolahan darah,” kata dia.
Baca juga: Kemenkes: Skrining kesehatan sebelum menikah cegah thalasemia pada anak
Saat ini, kata dia, pelayanan tersebut masih terpusat di RSUDZA sehingga pasien thalasemia dari 23 kabupaten dan kota di Aceh harus pergi ke RSUDZA untuk mendapatkannya.
"Kami berharap perhatian khusus untuk proses pendidikan anak penyintas thalasemia yang terkadang terganggu karena harus berpergian jauh dan libur sekolah untuk berobat,” kata dia.
Michael menambahkan bahwa kerja sama dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk membantu mengurangi beban penyintas thalasemia.
Baca juga: IDAI sebut pasien thalasemia saat ini didominasi usia remaja
“Bagi yang membutuhkan, kami terbuka selama 24 jam, hubungi call center BFLF di 082370809008,” katanya.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024