Palu (ANTARA News) - Sebanyak dua penerjun payung yang memeriahkan Hari Nusantara ke-13 di Teluk Palu terjun ke laut setelah gagal mendarat di atas KRI Surabaya 591, Minggu dalam parade kapal perang.
Dua penerjun tersebut masing-masing seorang terjun di pantat KRI Surabaya dan seorang lagi terjun di sisi kanan kapal sehingga badannya terbentur di bodi kapal.
Atraksi yang diduga salah mendarat itu menarik perhatian belasan ribu warga yang memadati sisi kiri dan kanan alun-alun teluk Palu.
Para pengunjung kemudian berteriak "huuuu" tanda gagalnya pendaratan penerjun tersebut.
Atraksi yang disaksikan Wakil Presiden Boediono dan Ny Herawati Boediono beserta sejumlah menteri tersebut dimeriahkan tujuh orang penerjun.
Empat diantaranya mendarat di KRI Surabaya sementara tiga penerjun lainnya mendarat di samping panggung utama puncak peringatan Hari Nusantara.
Tiga penerjun tersebut membawa serta bendera Hari Nusantara dan bendera merah putih.
Ketiganya mendarat sempurna sehingga membuat decak kagum belasan ribu pengunjung dari berbagai tempat.
Terik matahari di alun-alun pantai Talise tersebut tidak menyurutkan semangat pengunjung yang hendak menyaksikan atraksi dan parade kapal perang serta kapal nelayan di daerah itu.
Sebanyak 18 kapal perang dan kapal kepolisian diturunkan dalam memeriahkan puncak Hari Nusantara tersebut antara lain KRI Rencong 622, KRI Ajak 653, KRI Hiu 634, KRI Kerapu 812, KRI Pulau Rass 722, KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 dan KRI Surabaya 591.
Selain itu sebanyak 130 kapal nelayan juga turut meramaikan parade kapal perang ini.
Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013