Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), meminta daerah hilir meningkatkan kewaspadaan karena Bengawan Solo di Bojonegoro masuk siaga III (merah).
"Kami meminta daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban dan Lamongan meningkatkan kewaspadaan, sebab air Bengawan Solo terus naik," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Minggu.
Sesuai data di UPT Bengawan Solo, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 15,00 meter (siaga III), Minggu pukul 08.00 WIB.
Sementara itu, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro mencapai 29,22 meter (saiaga I), Minggu pukul 08.00 WIB.
"Air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan terus naik disebabkan memperoleh banjir kiriman dari Ponorogo, Madiun dan Ngawi," jelasnya.
Ia juga sudah meminta Pemkab Bojonegoro menutup "doorlats" atau pintu lintas rumah penduduk yang dibuat dengan menjebol tanggul di sejumlah desa di Kecamatan Kota ditutup.
"Penutupan "doorlats" untuk menjaga agar air luapan Bengawan Solo tidak meluber ke wilayah perkotaan," jelasnya.
" Saat ini camat sudah menginstruksikan kepada kepala desa (kades) dan kepala kelurahan di Kecamatan Kota agar secepatnya menutup "doorlats"," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono.
Ia mengatakan belum menerima laporan dari camat yang daerahnya dilalui sungai terpanjang di Jawa yang disebabkan dampak banjir.
"Tapi kami sudah menginstruksikan kepada seluruh camat segera melapor kalau di daerahnya terjadi sesuatu yang menonjol," ujarnya.
Meski air Bengawan Solo terus merangkak naik, menurut Mucharom, kondisi luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, masih terkendali.
"Banjir masih terkendali, sebab Bengawan Solo di daerah hulu Jawa Tengah tidak terjadi banjir, sehingga dampaknya tidak besar," ucapnya.
Ia menambahkan sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya curah hujan tertinggi di Bojonegoro dan sekitarnya akan terjadi akhir Januari sampai Pebruari 2014," jelasnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013