Pada forum bisnis tersebut, telah dilaksanakan penandatanganan dua MoU.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri telah berhasil menjalin kerja sama bersama Turki dengan nilai bisnis mencapai 10,5 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Kerja sama yang terjalin itu dikukuhkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dalam forum bisnis yang bertajuk Enhancing the Collaboration of Indonesia -Turkey Medical Device industry pada perhelatan Expomed Eurasia 2024, di Istanbul, Turki yang diselenggarakan 25-27 April.

"Pada forum bisnis tersebut, telah dilaksanakan penandatanganan dua MoU. Pertama, PT Haloni Jane Tbk dan ERK Medikal Saglik Hizmetleri, yang bekerjasama dalam distributor agreement untuk produk Latex Gloves supply dengan potensi transaksi mencapai 9 juta dolar AS," kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Yan Sibarang Tandiele, di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, ia mengatakan MoU kedua, dilakukan antara PT Atra Widiya Agung dengan Uzman Sterilization System. Kedua perusahaan ini akan berkolaborasi dalam distribusi penjualan sistem kontainer dan pabrikasi di Indonesia pada tahun 2024-2027 dengan nilai kerja sama mencapai 1,5 juta dolar AS.

Menurut dia, saat ini industri alat kesehatan dalam negeri telah didukung oleh 209 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), sehingga mampu memproduksi alat kesehatan berkualitas tinggi, seperti ventilator dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 58 persen, furniture rumah sakit dengan TKDN 68 persen, serta baju medis yang memiliki TKDN hingga 92 persen.

"Dengan kemampuan tersebut, kami juga berupaya untuk membuka dan memperluas akses pasar ekspor bagi industri alat kesehatan dalam negeri," ujarnya.

Pada sisi lain, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan saat ini sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) sedang tumbuh pesat mencapai 12,09 persen.

Hal itu mencerminkan bahwa iklim usaha dan investasi di Indonesia saat ini dalam kondisi yang sehat, sehingga pihaknya mendorong adanya kerja sama yang menguntungkan di sektor alat kesehatan antara Indonesia dan Turki.

"Oleh karena itu, kami aktif memacu adanya kerja sama yang menguntungkan antara industri alat kesehatan Indonesia dan Turki, baik itu kerja sama bidang distribusi, R and D maupun investasi,” kata Febri.

Pameran dan forum bisnis di Expomed Eurasia 2024 merupakan wujud kerja sama antara Kemenperin dengan Kementerian Kesehatan, KBRI Ankara, KJRI Istanbul, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) serta Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab).

Terdapat sembilan perusahaan alat kesehatan dalam negeri, dua asosiasi industri (Aspaki dan Gakeslab) serta PT Inspiry Indonesia Konsultan yang terlibat dalam Expomed Eurasia 2024.

Selama pameran berlangsung, Pavilion Indonesia telah dikunjungi oleh pembeli potensial dari berbagai negara, seperti Turki, Italia, Spanyol, Rusia, China, Amerika Serikat, Maroko, Iran, Lebanon, Somaliland, Ethiopia, Belarusia, Yordania, Nigeria, Macedonia, Ukraina, Irak, Libya, Bulgaria, Algeria, Bosnia, Tunisia, Cypruz, Georgia, Oman, Mongolia, Mesir, Arab Saudi, dan Suriah.

Dari ajang pameran dan forum bisnis selama Expomed Eurasia 2024, didapatkan potensi nilai transaksi hingga mencapai 13,86 juta dolar AS atau Rp230 miliar.
Baca juga: Erdogan sebut RI-Turki kian intens terutama di militer dan pertahanan
Baca juga: Retno: Indonesia dan Turki berbagi prinsip yang sama soal Palestina

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024