Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN membantah bahwa laba BUMN pada 2007 akan mengalami penurunan secara signifikan dibanding dengan APBN 2006 maupun RAPBNP 2006.
"Kalau ada yang katakan turun, itu tidak benar sama sekali! Meningkat semua! Tidak turun sama sekali pada 2007," kata Sekretaris Menneg BUMN, M. Said Didu di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, angka bagian laba BUMN dalam APBN 2006 dan APBNP 2006 lebih tinggi dari RAPBN 2007 karena angka itu memasukkan laba interim Pertamina dan "carry over" laba BUMN tahun-tahun sebelumnya sekitar Rp4 triliun.
"Laba interim itu maksudnya laba yang seharusnya diambil tahun depan tetapi diambil tahun ini," jelasnya.
Pada APBN 2006 (UU Nomor 13 tahun 2005), setoran bagian laba BUMN ditetapkan sebesar Rp23,278 triliun, pada RAPBNP 2006 turun menjadi Rp21,687 triliun, dan pada RAPBN 2007 turun menjadi Rp16,163 triliun.
"Tahun depan (2007) sudah tidak ada laba interim dan carry over sehingga kalau dilihat di RAPBN 2007 angkanya mengalami penurunan, namun deviden yang dihasilkan oleh BUMN tidak mengalami penurunan," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tanpa adanya laba interim dan carry over, sebenarnya jumlah penerimaan bagian laba BUMN di tahun 2006 hanya sekitar Rp16,08 triliun. Pemerintah kemudian pada RAPBN 2007 mengusulkan bagian laba BUMN sebesar Rp16,16 triliun sehingga sebenarnya ada peningkatan.
Menurut Said Didu, saat ini kondisi BUMN juga menunjukkan adanya peningkatan kinerja yang antara lain ditunjukkan dengan berkurangnya BUMN yang "sakit", jumlah deviden meningkat, dan setoran pajak yang meningkat.
"Jadi dari segi kuantitatif maupun kualitatif, saya lihat tidak ada yang menurun berkaitan dengan kinerja BUMN," katanya.
Sebelumnya Fraksi Partai Golkar DPR (FPG) dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR (FPDIP) menilai adanya penurunan kondisi BUMN.
"Bagian laba BUMN merupakan kontributor terkecil dari penyumbang penerimaan pada RAPBN 2007 yaitu hanya sebesar Rp16,163 triliun," kata Juru Bicara FPG, Mujib Rahmat.
Untuk itu FPG minta pemerintah untuk meningkatkan secara optimal kinerja BUMN sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan negara.
Sementara itu FPDIP mempertanyakan penurunan angka penerimaan bagian laba BUMN dalam RAPBN 2007.
"Perlu juga dipertanyakan penerimaan bagian pemerintah atas laba BUMN yang menurun bila dibanding dengan tahun sebelumnya," kata juru bicara FPDIP, Emir Moeis.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006