Kami meyakini bahwa di triwulan II ini juga akan lebih tinggi dari 5 persen, dan itu didukung juga dari konsumsi rumah tangga, khususnya berkaitan dengan pengeluaran masyarakat ini selama Ramadhan dan Idul Fitri

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 akan lebih tinggi dari 5 persen.

“Kami meyakini bahwa di triwulan II ini juga akan lebih tinggi dari 5 persen, dan itu didukung juga dari konsumsi rumah tangga, khususnya berkaitan dengan pengeluaran masyarakat ini selama Ramadhan dan Idul Fitri,” kata dia dalam Taklimat Media dengan topik “Perkembangan Ekonomi Terkini” di Gedung Thamrin, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2024 akan menyokong keberlanjutan dari pembangunan infrastruktur pemerintah yang berkaitan dengan proyek-proyek strategis nasional maupun swasta.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2024 yang mencapai 5,11 persen sedikit lebih tinggi dari perkiraan BI sebesar 5,08 persen.

Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.

Secara sektoral, penyumbang utama ekonomi triwulan I-2024 dari sisi produksi berasal dari industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian. Kelima sektor tersebut menyumbang pertumbuhan ekonomi secara positif dengan total kontribusi mencapai 63,61 persen persen terhadap PDB.

Melihat dari segi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang masing-masing memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB sebesar 54,93 persen dan 29,31 persen.

“Itulah bahwa pertumbuhan ekonomi di triwulan I lebih baik yang kita perkirakan, dan tentu saja itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi di triwulan II lebih tinggi dari 5 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan dan lebih tinggi dari 5 persen, kami memperkirakan bahwa saham juga nanti akan terjadi inflow karena prospeknya juga akan lebih baik,” ujar Perry.

Baca juga: Sumbang 19,28 persen, industri pengolahan jadi penggerak ekonomi RI
Baca juga: Pemerintah diminta antisipasi penurunan konsumsi pada triwulan II
Baca juga: Wapres: Inovasi perusahaan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024