Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia mengutuk keras serangan terbaru Israel terhadap Rafah di Gaza pada Senin (6/5), beberapa jam setelah Hamas menerima proposal gencatan senjata dari perundingan damai yang dilakukan Mesir dan Qatar.
Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam keterangan pers diterima di Kuala Lumpur, Rabu, mengatakan Malaysia mengutuk sekeras-kerasnya serangan terbaru Israel yang menyebabkan 19 orang tewas, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Palestina.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Hamas menerima proposal gencatan senjata dari perundingan damai yang dilakukan Mesir dan Qatar. Hal tersebut, menurut keterangan itu, jelas menunjukkan keengganan Israel untuk bekerja sama demi perdamaian.
Baca juga: Indonesia kecam keras serangan Israel di Kota Rafah
Baca juga: Brazil dan Venezuela kutuk operasi Isarel di Rafah
Rezim Israel bertekad melanjutkan genosida terhadap rakyat Palestina. Oleh karena itu, negara Zionis itu juga dinilai patut menerima kritik keras dari dunia internasional.
Wisma Putra menyebutkan serangan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil oleh Pasukan Pendudukan Israel (IOF), khususnya di Rafah, Gaza, sangatlah kejam, terutama terhadap anak-anak, perempuan dan mereka yang mengungsi di kamp-kamp yang penuh sesak yang kini menjadi benteng perlindungan terakhir dari invasi Israel.
Malaysia, menurut keterangan itu, juga menghendaki komunitas internasional harus melipatgandakan upaya untuk memastikan bahwa rezim Israel menghentikan tindakan kriminal yang disengaja, dan diadili sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.
Baca juga: Mesir: Komunitas internasional gagal mencegah Israel serang Rafah
Baca juga: Houthi Yaman ancam perluas serangan jika Israel invasi Rafah
Baca juga: Israel berhasil kuasai sisi Palestina di perbatasan Rafah
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024