Pada 2013 target dana investasi sebesar Rp149,1 triliun dan target 2017 sebesar Rp419,6 triliun ini bukan ambisius tetapi sudah diperhitungkan,"
Jakarta (ANTARA News) - PT Jamsostek, yang mulai 1 Januari 2014 akan berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, menargetkan pengelolaan dana investasi sebesar Rp419,6 triliun pada 2017.
"Pada 2013 target dana investasi sebesar Rp149,1 triliun dan target 2017 sebesar Rp419,6 triliun ini bukan ambisius tetapi sudah diperhitungkan," kata Direktur Utama PT Jamsostek Elvyn G Masassya, ketika melakukan kunjungan ke Perum LKBN Antara dalam rangka sosialisasi transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat.
Ia berharap setelah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, tetap dapat memberikan manfaat optimal bagi pekerja yang menjadi pesertanya.
Menurut dia pemenuhan biaya operasional BPJS Ketenagakerjaan salah satunya dilakukan melalui diversifikasi pengelolaan dana investasi yang bisa memberikan manfaat lebih di masa depan bagi para pesertanya.
Selama ini, Jamsostek memberikan pengembangan saldo Jaminan Hari Tua (JHT) di atas dua digit, yaitu sekitar 12--15 persen jika dibandingkan dengan tabungan deposito yang hanya memberi bunga lima persen setahun.
Ia menuturkan Jamsostek terus melakukan sosialisasi masif ke berbagai media, perusahaan, dan masyarakat luas twerkait dengan transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Januari 2013.
Sejumlah upaya persiapan transformasi juga terus dilakukan antara lain dengan menyiapkan program registrasi elektronik kartu pintar (smart card) untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan yang dapat digunakan berbelanja di pasar modern, mini market dan kartu tol, busway, serta mengecek tabungan Jaminan Hari Tua.
Kartu tersebut juga berisi sidik jari, foto, data-data peserta termasuk data keluarganya. "Ini kartu multi guna dan yang pertama di Indonesia," ujar Elvyn.
Dengan segera dikeluarkannya "smart card" tersebut, Elvyn menjanjikan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Januari 2014 akan lebih cepat dari sekarang.
"Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang cepat, sekitar 30 menit. Untuk itu, kita akan ubah sistem antrean. Jika sudah ada smart card, seuma tinggal mengecek saja, asalkan semua data dan persyaratan lengkap," katanya.
Dalam upaya memenuhi kesiapan pelayanan saat menjadi BPJS, PT Jamsostek kini telah memiliki 127 kantor cabang, 51 kantor cabang pembantu, serta 512 outlet Jamsostek melalui kerja sama dengan Bank BRI.
Jumlah outlet tersebut, ujarnya, akan terus diperbanyak melalui kerja sama dengan sejumlah bank lainnya.
Elvyn menambahkan, dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara jaminan tenaga kerja, Jamsostek secara konsisten telah menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) di seluruh unit kerja untuk memperkecil penyalahgunaan aset perusahaan.
Bahkan, ujarnya, Jamsostek menjadi salah satu BUMN terbaik dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Jika pada 2013 Jamsostek mempunyai slogan "Jamsostek untuk Hidup Berkaulitas", katanya, maka pada 1 Januari 2014 seiring perubahan Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, akan memiliki slogan BPJS Ketenagakerjaan Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja Indonesia".
Dalam kunjungan ke Kantor LKBN Antara itu, Elvyn G Masassya didampingi jajaran Direksi PT Jamsostek dan diterima Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi beserta jajaran Direksi.(*)
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013