AsiaNet 55322

TOKYO, 13 Desember 2013 (ANTARA/Kyodo JBN - AsiaNet) --

Pemerintah Metropolitan Tokyo, Tokyo Culture Creation Project Office Tokyo Metropolitan Foundation for History and Culture (TMFHC), dan Association for Corporate Support of the Arts menyelenggarakan "Culture and Social Innovation: Tokyo Conference 2013" pada 25 Oktober 2013. Tema yang diangkat adalah "Perspektif Budaya dalam Memikirkan Kembali Ekonomi," serta menampilkan tamu dari Jepang dan negara lain dari berbagai latar belakang yang berbagi wawasan dan pengalaman mereka.

(Foto: http://prw.kyodonews.jp/opn/release/201312137001/)

Profesor Joseph Vogl dari Humboldt University Berlin menyelidiki sejarah dalam analisisnya tentang bagaimana liberalisasi pasar finansial telah menyebabkan tingkat interdependensi (saling ketergantungan) yang lebih besar antara negara dan pasar, dan bagaimana mereka memegang kekuasaan yang besar atas ekonomi global maupun masyarakat kita. Katsuhito Iwai, Visiting Professor pada International Christian University di Tokyo, berbicara tentang penyebaran dan potensi hubungan "fidusia" dalam masyarakat yang mengalami peningkatan spesialisasi dan yang berupaya menghargai pengetahuan dan informasi.

Selain kedua pembicara utama itu, tampil pula Pascal Brunet, Direktur Relais Culture Europe; Felencia Hutabarat, Konsultan Creative Economy; Kazuhiko Yazaki, Presiden sekaligus CEO, Felissimo Corporation; dan Jun'ya Yamaide, Executive Director "BEPPU PROJECT" NPO untuk diskusi panel, yang diketuai oleh Taneo Kato, Executive Advisor TMFHC. Diskusi tersebut membahas perlunya saling pengertian yang lebih besar berdasarkan rasa hormat atas budaya lokal yang khas dan keragaman di seluruh dunia, makna kontemporer pemberian hadiah timbal balik, dan bentuk lain dari hubungan ekonomi berbasis non-moneter, dan cara mencapai transisi dari kepentingan diri sendiri ke maksimalisasi kepentingan masyarakat.

Berbagai respons meliputi: potensi seni dalam menciptakan hubungan sosial baru dalam bentuk "ruang publik" di masyarakat saat ini, yang menyaksikan berkurangnya partisipasi ekonomi dan politik di pihak warga negara, serta hal bahwa seni dan budaya memungkinkan alternatif atas kapitalisme -- suatu sistem yang didasarkan pada kekuasaan -- dengan memungkinkan bentuk interaksi yang terpisah di tataran manusia dengan orang lain.

Diskusi tersebut juga menyinggung peningkatan globalisasi budaya, dan bagaimana keragaman dapat diperoleh dalam situasi seperti ini. Situs resmi (http://tokyo-conference.jp) akan mengumpulkan arsip rekaman konferensi ini, dan ringkasan prosesnya akan tersedia.


SUMBER: Tokyo Culture Creation Project Office

Kontak:
Makiko Yamaguchi
Tokyo Culture Creation Project Office
TMFHC
Tel: +81-3-5638-8803
E-mail: m-yamaguchi@bh-project.jp

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013