Paris (ANTARA) - Kerang simping (scallop) Prancis dengan nanas, lobster Brittany dengan nasi goreng, serta kue lapis mille-feuille dari buah merah dengan vanili Bourbon hanyalah segelintir hidangan khas yang ditampilkan dalam festival kuliner China-Prancis.
Festival itu digelar di sebuah kapal yang berlayar di sepanjang Sungai Seine.
Sekitar 70 tamu, termasuk perwakilan dari pemerintah, kalangan budaya, dan industri kuliner di China dan Prancis, mengawali perjalanan kuliner tersebut pada Sabtu (4/5) malam waktu setempat.
Festival ini merupakan salah satu ajang pertukaran budaya premi tahun ini antara China dan Prancis, serta bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Pada pembukaan festival gastronomi ini, chef masakan Kanton terkenal dari China, Ku Chi Fai, serta chef peraih bintang Michelin asal Prancis, Regis Douysset, menyajikan hidangan yang terbuat dari bahan-bahan musiman seperti jamur truffle, asparagus putih, dan nanas kepada para tamu.
Mereka memadukan ciri khas masakan China dan Prancis.
Ketika menuturkan ide dan kisah di balik menu itu, Ku mengatakan masakan China memiliki daya tarik yang unik, tetapi menghadapi tantangan dan hambatan budaya dalam upayanya untuk meraih popularitas internasional.
Tantangan tersebut termasuk menggunakan bahan-bahan asing, beradaptasi dengan kebiasaan menu makan yang berbeda, dan tuntutan untuk berinovasi.
Festival gastronomi adalah salah satu dari 16 kegiatan pertukaran budaya utama yang akan diselenggarakan di China dan Prancis tahun ini, menurut daftar yang telah disepakati oleh kedua pemerintah.
Di sela-sela acara, terdapat pertunjukan budaya dan seni tradisional yang dipentaskan oleh seniman China dan Prancis, termasuk permainan kecapi, yang dikenal dengan nama "guzheng" dalam bahasa Mandarin, dan duet biola, serta penampilan kolaborasi lagu Prancis yang diiringi tarian China.
Selama acara berlangsung, para tamu juga mengamati teknik pengolahan teh tradisional China, yang dicantumkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO.
Banyak tamu Prancis yang mencicipi "Biluochun", teh hijau terkenal dari Provinsi Jiangsu, China timur, dan memuji cita rasanya yang kaya.
Teh herbal China yang trendi, yang dikenal sebagai "teh dingin" di kalangan konsumen China, juga menarik minat banyak tamu.
Perwakilan dari Guangzhou Wanglaoji Pharmaceutical Company Limited, pemilik merek teh herbal China itu, menceritakan kisah di balik merek tersebut dan gagasannya untuk menggabungkan perawatan kesehatan dengan keahlian memasak.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024