Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas Gulben) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI Makassar membantu pencarian dan penyelamatan korban bencana banjir bandang dan longsor di Luwu, Sulawesi Selatan, bersama tim SAR gabungan dari Polri dan Basarnas.
Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, menyampaikan Satgas Gulben Lantamal VI itu pada Selasa berhasil menemukan jasad korban, yaitu anak perempuan berusia 8 tahun di pinggir Sungai Suli.
Komandan Satgas Gulben Lantamal VI Makassar Mayor Marinir Yusman Efendi menyampaikan prajurit TNI AL yang tergabung dalam tim SAR gabungan itu menemukan jasad korban yang tertimbun ranting-ranting itu, Selasa, dan langsung mengevakuasi korban ke rumah sakit untuk identifikasi. Korban diangkut menggunakan ambulans dari Dinas Kesehatan Lantamal VI Makassar.
Baca juga: Bantuan logistik Lantamal VI Makassar tiba di lokasi bencana di Luwu
“Selanjutnya jasad segera kami bawa ke rumah korban dan kami juga mengantarkan jasad tersebut ke pemakaman untuk dimakamkan dengan layak,” kata Dansatgas Gulben Lantamal VI Makassar.
Terkait penanggulangan bencana di Luwu, Komandan Lantamal VI Makassar Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat M menegaskan Tim Satgas Gulben bakal terus membantu SAR di lokasi bencana, termasuk menyisir korban-korban yang masih belum ditemukan, dan mengevakuasi mereka.
Sejauh ini, Kantor Basarnas Makassar mengumumkan jumlah korban yang ditemukan sebanyak 13 orang. Korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan jasadnya oleh tim SAR gabungan, yaitu berikut 13 nama-nama korban yang terdampak banjir yakni Rumpak (usia 97 tahun), Jatima (55 tahun), Rima (84), Muh Misdar (29), Mawi (57), Sukma (9), Kapila (84) Ambo Accung, Nadira (40), Sunarti (40), Ulfiana (8), Mutmita (5), dan Suardi (70).
Banjir bandang dan longsor menerjang 13 kecamatan di Luwu pada 3 Mei 2024 yang mengakibatkan banyak desa-desa terisolir, akses jalan terputus, dan warga terpaksa harus mengungsi dari rumahnya. Sebanyak 13 kecamatan yang terdampak bencana itu mencakup Suli, Latimojong, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa, dan Belopa Utara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan 16 desa di Luwu yang terisolir akibat bencana itu saat ini menjadi perhatian pemerintah. “Ada 16 desa di Kabupaten Luwu yang sampai saat ini masih terputus komunikasi dengan wilayah lainnya, karena ada tiga jembatan yang putus. Ini jadi perhatian kami, pemerintah daerah Kabupaten Luwu, pemerintah provinsi, TNI Polri, dan relawan," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat jumpa pers di Luwu, Selasa.
Oleh karena itu, BNPB pun mengirimkan bantuan logistik via udara menggunakan pesawat angkut dan helikopter dari TNI AU, TNI AD, BNPB, dan Polri ke lokasi-lokasi yang masih terisolir itu.
Baca juga: BNPB siap bangun rumah warga terdampak bencana di Sulsel
Baca juga: BNPB beri bantuan Dana Siap Pakai Rp2,5 miliar untuk bencana di Sulsel
Baca juga: BNPB pertimbangkan TMC untuk penanganan dampak bencana di Sulsel
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024