New York (ANTARA News) - Kurs dolar berbalik sedikit naik terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena imbal hasil obligasi AS berbalik lebih tinggi di tengah meningkatnya ekspektasi Federal Reserve akan mengurangi program stimulusnya pekan depan.
Meskipun banyak analis mengatakan langkah tersebut bisa ditunda sebulan lagi, data kuat pada penjualan ritel AS untuk November menambahkan gambaran bahwa ekonomi AS lebih kuat, meningkatkan kemungkinan sebuah awal untuk pengurangan program pembelian obligasi 85 miliar dolar AS per bulan, lapor AFP.
Pada pukul 22.00 GMT (Jumat pukul 05.00 WIB) euro berada di 1,3752 dolar, turun dari 1,3785 dolar pada Rabu sore.
Dolar naik menjadi 103,36 yen dari 102,40 yen, dan pound Inggris turun menjadi 1,6350 dolar dari 1,6374 dolar.
Euro juga menguat atas mata uang Jepang, menjadi 142,15 yen dari 141,19 yen.
Penjualan ritel AS naik 0,7 persen, sedikit lebih baik dari yang diperkirakan pada November, bulan penting dimulainya musim belanja liburan akhir tahun.
Itu membantu mengirim imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun menjadi 2,88 persen dari 2,84 persen pada Rabu, dan imbal hasil obligasi 30-tahun naik menjadi 3,90 persen dari 3,88 persen.
"Semua harga ini konsisten dengan meningkatnya harapan pengurangan stimulus The Fed," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.
Federal Reserve akan mengadakan pertemuan kebijakan akhir tahun pada Selasa dan Rabu pekan depan, dengan semua orang menunggu untuk melihat apakah ekonomi AS cukup kuat untuk mengurangi stimulusnya.
Dolar juga naik terhadap franc Swiss, menjadi 0,8892 franc Swiss dari 0,8863 franc.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013