Keputusan kami untuk masuk ke sektor pembangkit listrik telah membawa dampak positif

Jakarta (ANTARA) - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatatkan laba bersih menjadi 16,4 juta dolar AS atau setara Rp263,33 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.057 per dolar AS) di kuartal I 2024, naik sebesar 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan (adjusted) tercatat meningkatkan 14,5 persen year on year (YoY) menjadi 38 juta dolar AS atau setara Rp610,17 miliar.

"Keputusan kami untuk masuk ke sektor pembangkit listrik telah membawa dampak positif, dengan kontribusi sekitar 44 persen terhadap EBITDA yang disesuaikan," kata Direktur TBS Mufti Utomo dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.

Stabilitas keuangan perseroan didukung terutama oleh operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PLTU Sulbagut-1 (2x50MW) di Gorontalo serta PLTU Sulut-3 (2x50MW) di Sulawesi Utara. Menurut perseroan, sektor PLTU ini memberikan kontribusi signifikan di tengah fluktuasi harga batu bara.

Perseroan mencatat peningkatan efisiensi operasional yang signifikan, dengan peningkatan volume produksi dan penjualan batu bara sebesar 28,6 persen serta pengurangan stripping ratio sebesar 25,5 persen.

Baca juga: TBS Energi Utama dan PLN NP teken PPA proyek PLTS terapung di Batam

Baca juga: TBS Energi Utama: Pengembangan SDM tantangan besar 10 tahun ke depan

Efisiensi operasional tersebut membantu perseroan mencatatkan arus kas positif dan EBITDA untuk bisnisnya. Langkah strategis ini, catat perseroan, menunjukkan kemampuan adaptasi TBS di tengah fluktuasi harga batu bara.

Setelah akuisisi perusahaan pengelolaan limbah, ARAH Group dan Asia Medical Enviro Services (AMES), TBS mencatatkan peningkatan EBITDA sebesar 1,3 juta dolar AS atau setara Rp20,87 miliar dari lini bisnis hijau.

Kinerja positif pada lini bisnis hijau, menurut perseroan, menandai langkah maju yang signifikan dalam komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan. Langkah strategis ini diharapkan dapat memberikan kestabilan EBITDA dan arus kas yang lebih kuat saat memasuki tahun fiskal 2024 dan seterusnya.

Mufti mengatakan perseroan juga bertekad mengatasi tantangan global dengan menerapkan strategi diversifikasi yang berkelanjutan, termasuk investasi pada inisiatif hijau seperti pembangunan proyek PLTS Terapung Batam berkapasitas 46 MWp dan pengembangan motor listrik Electrum H5.

Adapun Electrum, anak perusahaan TBS dalam sektor kendaraan listrik roda dua, mencatatkan kehadiran 1.000 motor listrik di jalan dan penambahan 147 Stasiun Swap Baterai.

Direktur TBS Juli Oktarina menambahkan strategi diversifikasi yang difokuskan sejak beberapa waktu belakangan semakin menunjukkan hasilnya dan ini memperkuat komitmen perseroan untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

"Strategi diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan kami, tetapi juga secara signifikan menurunkan profil risiko perseroan yang stabil dan sehat," kata dia.

Dengan dukungan yang kuat dari sektor energi terbarukan dan inisiatif di sektor bisnis ramah lingkungan lainnya, perseroan pun optimis dapat mencapai komitmen "Towards a Better Society 2030" (TBS2030) serta memperkuat komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: TOBA bentuk komite ESG guna awasi implementasi bisnis berkelanjutan

Baca juga: TBS Energi Utama tawarkan obligasi senilai Rp500 miliar

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024