Mengenai rupiah kita tetap melihat bahwa nilai tukar rupiah masih dalam kisaran under value dari nilai wajar, tapi kita masih hadapi tekanan khususnya korporasi sampe akhir tahun. Ini sementara karena akhir tahun aktivitas pasar valas mulai turun,"

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah pada bulan November 2013 masih dalam tekanan yang disebabkan pengurangan aktivitas di pasar valas menjelang akhir tahun.

"Mengenai rupiah kita tetap melihat bahwa nilai tukar rupiah masih dalam kisaran under value dari nilai wajar, tapi kita masih hadapi tekanan khususnya korporasi sampe akhir tahun. Ini sementara karena akhir tahun aktivitas pasar valas mulai turun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Difi mengharapkan, dengan level saat ini para eksportir dapat merespon positif pelemahan nilai tukar dengan menukarkan valasnya ke dalam rupiah.

"Ke depan kalau ketidakpastian mulai mereda, akan tercapai stabilitas pada rupiah. Makanya sekarang distabilkan dulu dan dengan sendirinya akan ada eksportir yang jual valasnya," ujar Difi.

Difi mengatakan, tekanan terhadap rupiah juga dipicu sentimen negatif pelaku pasar terhadap rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering-off) serta pengaruh defisit transaksi berjalan Indonesia.

Secara point to point, nilai tukar rupiah melemah sebesar 5,77 persen (mtm) menjadi Rp11.963 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 2,42 (mtm) menjadi Rp11.624 per dolar AS.

"Bank Indonesia menilai pelemahan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang negara-negara kawasan," katanya.

Ke depan, lanjut Difi, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya sehingga dapat mendukung penyesuaian ekonomi secara terkendali. (*)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013