Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar bervariasi di perdagangan Asia yang hati-hati pada Kamis, menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu depan yang kemungkinan bank akan mulai mengurangi program stimulusnya.
Greenback diambil 102,57 yen di Tokyo, naik dari 102,40 yen di New York pada Rabu, tetapi masih jauh dari tingkat sekitar 103,30 yen pada awal pekan ini.
Euro menguat menjadi 1,3791 dolar dan 141,47 yen dibandingkan dengan 1,3785 dolar dan 141,19 yen.
Dealer mengatakan ada beberapa faktor segar menggerakkan bisnis dengan beberapa investor membeli unit AS pada saat melemah.
Serangkaian data AS yang kuat baru-baru ini -- termasuk penurunan angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang kuat -- telah menyebabkan banyak analis untuk bertaruh The Fed akan memangkas pembelian obligasinya bulan ini.
Dan pada Selasa (10/12) harapan mereka itu diperkuat ketika Partai Demokrat dan Republik mengumumkan kesepakatan anggaran dua tahun, jika disahkan oleh Kongres, akan menghindari krisis mematikan seperti yang melumpuhkan Washington pada Oktober.
Para ekonom mengatakan berita telah memberi The Fed -- yang telah menyatakan keprihatinan atas terulangnya kebijakan Washington yang nyerempet bahaya -- lebih banyak amunisi untuk menjauh dari program pembelian asetnya 85 miliar dolar AS per bulan.
"Sangat penting untuk diingat bahwa kebuntuan anggaran adalah alasan utama bagi Fed untuk menunda pengurangan stimulus pada September," Benjamin Schroeder, penyiasat Commerzbank, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.
Bank sentral mengatakan pihaknya hanya akan mulai mengurangi stimulusnya ketika ekonomi terbesar di dunia itu pada pijakan yang kuat. Pertemuan kebijakan dua hari The Fed dimulai pada 17 Desember.
"Kami berharap angka penjualan ritel AS yang mantap, jika ada, untuk memperkuat ekspektasi pasar pengurangan stimulus yang lebih cepat daripada yang diperkirakan, dan sentimen kemungkinan akan tetap menjadi salah satu kehati-hatian menjelang (pertemuan Fed) pekan depan," kata Credit Agricole.
Ia menambahkan itu "tampaknya mungkin bahwa, setidaknya, The Fed akan menggunakan pertemuan Desember untuk meletakkan dasar bagi pengurangan stimulus pada Januari".
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi akan bersaksi tentang kebijakannya di hadapan parlemen Uni Eropa pada Kamis, sementara angka produksi industri zona euro juga akan dirilis.
Euro telah menikmati dukungan kuat sejak ECB pekan lalu menahan setiap langkah penurunan suku bunga baru meskipun inflasi rendah berkepanjangan. Itu menyusul tindakan mengejutkan pada bulan lalu memotong tingkat suku bunga "refinancing" seperempat poin untuk melawan ancaman deflasi.
Dolar bervariasi terhadap mata uang lainnya di Asia-Pasifik.
Unit AS naik menjadi 32,08 baht Thailand terhadap 32,02 baht pada Rabu, menjadi 1,2526 dolar Singapura dari 1,2494 dolar Singapura, menjadi 29,60 dolar Taiwan dari 29,55 dolar Taiwan dan menjadi 61,61 rupee India dari 61,36 rupee.
Greenback melemah menjadi 11.960 rupiah Indonesia dari 11.985 rupiah, menjadi 44,18 peso Filipina dari 44,27 peso dan menjadi 1.050,99 won Korea Selatan dari 1.052,60 won.
Dolar Australia jatuh menjadi 90,29 sen AS dari 91,35 sen, sedangkan yuan China dibeli 16,86 yen dari 16,92 yen, demikian AFP.
(A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013