Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya menyabet penghargaan Indonesia Marketing Champion 2013 sektor Resources & Mining.

Penghargaan kepada Hanung diberikan dalam acara MarkPlus Conference 2014: "Marketing in The New New Indonesia, Managing Online/Offline Paradox", yang digelar MarkPlus Inc, di Jakarta, Kamis.

Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas capaian-capaian Pertamina di bidang pemasaran yang mampu mempertahankan dominasi di pasar domestik, walaupun pasar BBM non subsidi, BBM industri, pelumas, petrokimia telah dibuka.

Hanung mengatakan, di sektor bisnis retail BBM/SPBU pemain asing tidak lagi mampu bertahan, salah satunya bahkan sudah memutuskan "pull out" dari Indonesia. Termasuk dua perusahaan yang masih bertahan pun tidak dapat mengembangkan pasarnya.

"Pertamina telah mampu mengintrodusir produk BBM yang unggul semisal Pertamina Dex yang merupakan satu satunya BBM untuk kendaraan diesel (teknologi common rail) direkomendasikan oleh dua pabrikan kendaraan termashur dari Jerman," ujar Hanung.

Di samping itu Pertamina juga sudah memperluas pemasaran BBM non subsidi (Pertamax, Pertadex) di lebih 3.000 SPBU di seluruh Indonesia.

Hanung yang merupakan lulusan Fakultas Teknik Mesin ITB 1983 ini menambahkan, inovasi lainnya pemasaran BBM non subsidi (Pertamax, Pertamax plus, pertadex) dalam kemasan/jerry can yang memudahkan pendistribusiannya hingga pelosok nusantara.

Ia menjelaskan, di sektor BBM industri Pertamina masih menguasai pangsa pasar sekitar 70 persen, terunggul dari sekitar 60 perusahaan pemasok BBM di Indonesia.

Selanjutnya, Pelumas dan Aviasi telah mampu membuka pasarnya di luar negeri, dimana pelumas menembus 24 negara dan Aviasi di sekitar 12 negara.

Untuk itu ujar pria kelahiran 21 Februari 1959 tersebut, ke depan Pertamina terus memperkuat infrastruktur distribusi LPG dan BBM utk meningkatkan service level kepada pelanggannya.

"Khusus bisnis petrokimia Pertamina saat ini sudah menandatangani Joint Venture HoA dengan PTT-GC/ Thailand untuk membangun kilang Petrokimia/Naptha Cracker dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dengan investasi sekitar 5 miliar dolar AS.

Kilang ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2018, sehingga dapat menguasai 40 persen pangsa pasar petrokimia domestik yang mencapai sekitar 30 miliar dolar AS per tahunnya.

Menurut catatan, Hanung meraih gelar Msc. di bidang Engineering Management dari Universitas Indonesia bekerja sama dengan Queensland University of Technology, Australia (1998).

Berkarier di Pertamina sejak tahun 1984, menjabat sebagai Deputi Direktur Pemasaran & Distribusi (2006-2007), Deputi Direktur Pemasaran (2007-2010), Presiden Direktur PT Badak NGL (2010-2012).

Sejak 18 April 2012 menjabat sebagai Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero).(*)

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013