Jakarta (ANTARA News) - Semburan lumpur panas di sumur milik Lapindo Brantas Inc. di Sidoarjo, Jatim, akhirnya disinggung juga dalam Rapat Paripurna DPR RI di Senayan Jakarta, Senin, meski lembaga itu secara resmi tidak menentukan sikap terhadap persoalan tersebut.
Anggota Fraksi PDIP Dewi Djakse mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan ke lokasi luapan lumpur dan menyaksikan lokasi penampungan yang memprihatinkan.
Karena itu, dia mendesak DPR memberi perhatian serius kepada kasus luapan lumpur tersebut. Selama ini, DPR seolah-olah tidak bereaksi terhadap kasus ini.
Sikap DPR yang tidak bereaksi keras itu, kata Dewi Djakse, patut dipertanyakan.
Menanggapi pernyataan Dewi Djakse, pemimpin rapat paripurna Wakil Ketua DPR "Mbah Tardjo" (Soetardjo Soerjogoeritno) mengatakan "Persoalan lumpur Lapindo sudah dibahas semalam suntuk."
Namun, pembahasan masalah lumpur ini berlangsung dalam sebuah pergelaran wayang kulit di Lapangan Sepak Bola Gedung DPR/MPR Jakarta, Sabtu (26/8). Pergelaran wayang ini mengambil tema "Rojomolo" (Raja Bencana).
"Ini sudah dibahas dalam `Rojomolo`," kata Mbah Tardjo yang menambahkan, meskipun sudah dibahas dalam "Rojomolo", persoalan ini perlu disikapi secara tegas oleh Komisi VII DPR.
Rapat Paripurna ini juga diwarnai dengan hadirnya anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) yang telah direkomendasikan untuk dipecat, yaitu Azzidi karena kasus percaloan.
Azzidin mengatakan masih menghadiri persidangan karena memang tidak ada pemecatan. Pemecatan telah dianulir oleh fraksi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006