Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak lima saksi sedang diperiksa oleh penyidik Polres Malang terkait tewasnya salah satu Mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang Fikri Dolasmantya Surya.
"Ada lima saksi yang memberikan keterangan di Polres Malang," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Brigjen Boy mengatakan kelima saksi itu, di antaranya rekan-rekannya Fikri dan satu bidan dari puskesmas dimana Fikri dilarikan saat diketahui sakit.
"Mereka ini rekan-rekannya sendiri yang memberikan pertolongan juga dari bidan puskesmas," katanya.
Dia mengatakan kepolisian akan terus menyelidiki, terutama sebab- sebab kematian yang dinilai tidak wajar tersebut.
Sementara ini, lanjut Boy, kepolisian baru sebatas meminta visum dan itu pun visum luar karena keluarga korban tidak menghendaki dilakukannya langkah otopsi.
Dia mengatakan kepolisian juga menemukan beberapa tayangan-tayangan kekerasan yang diduga ada kaitannya dengan kematian mahasiswa asal Mataram tersebut.
"Hasil penyelidikan belum berkaitan langsung dengan kejadian, tidak menunjukkan adanya Fikri dalam video itu," katanya.
Namun, dia mengatakan akan menyelidiki lebih lanjut apakah ada keterkaitan dalam video tersebut dengan meminta keterangan dari beberapa saksi, terutama dari pihak ITN.
"Kita cocokkan penjelasan dari pihak Institut, mungkin akan ada konfirmasi apakah tayangan itu berkaitan dengan kegiatan penerimaan mahasiswa di sana," katanya.
Boy juga belum bisa menyampaikan sebab-sebab kematian karena masih menunggu analisis dari tim medis dan ahli forensik.
Fikri Dolasmantya Surya tewas ketika mengikuti kegiatan penerimaan mahasiswa baru ITN Malang Orientasi Kemah Bakti Desa dan dan Temu Akrab di kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada 13 Oktober 2013.
Fikri diduga dianiaya karena pada ketika ditemukan ia dalam keadaan sakit dan mulutnya mengeluarkan busa pada saat melakukan kegiatan tersebut.
Sebelumnya, Kapolsek Sumbermanjing Wetan AKP Farid Fathoni menelusuri apakah benar kematian mahasiswa baru (maba) asal Mataram itu karena luka-luka akibat kekerasan yang dilakukan seniornya selama mengikuti masa orientasi bagi maba.
"Orientasi bagi maba itu digelar mulai 9-12 Oktober 2013. Seharusnya orientasi ditutup pada hari Minggu (12/10), namun karena ada kejadian yang menewaskan salah satu maba," katanya.
Ia menjelaskan pada saat kejadian, korban dari perkemahan bersama maba lainnya diajak berjalan kaki menuju daerah konservasi penyu hijau yang lokasinya sekitar satu kilometer dari camp.
Pada saat berjalan kaki, lanjutnya, korban terjatuh, lalu terdengar suara dengkuran. Korban sempat diperiksa tim medis panitia dan apakah korban meninggal saat di camp atau dalam perjalanan menuju puskesmas tidak diketahui, sebab panitia baru lapor pada sore hari, sementara kejadiannya pada pagi hari.
Menurut Farid, korban sempat dibawa ke Puskesmas Sitiarjo, namun dirujuk ke Rumah Sakit Bokor Turen, kemudian dibawa ke Puskesmas lagi. Setelah itu, panitia baru lapor ke Polsek.
Setelah ada laporan, kata Farid, pihaknya langsung membawa korban ke RSSA Malang, namun keluarga korban menolak dilakukan otopsi terhadap korban.
Meninggalnya Fikri diduga karena tindakan kekerasan panitia, bahkan foto-foto masa orientasi maba yang digelar di Goa China itu beredar luas di sosial media.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013