Sebanyak 17 berugak itu, kita tata di pinggir pantai agar pengunjung bisa lebih nyaman dan leluasa menikmati suasana pantai
Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, dalam konsep revitalisasi Pantai Ampenan akan dilengkapi 17 "berugak" atau gazebo berbentuk lumbung sebagai ciri khas kearifan lokal di daerah ini.
"Sebanyak 17 berugak itu, kita tata di pinggir pantai agar pengunjung bisa lebih nyaman dan leluasa menikmati suasana pantai," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan seusai melakukan rapat koordinasi dan ekspose penataan Pantai Ampenan serta Kota Tua Ampenan yang diikuti sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan dipimpin langsung Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana.
Dalam rapat koordinasi tersebut Dispar diminta melakukan percepatan untuk kegiatan revitalisasi karena anggaran Rp4,5 miliar dari bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah siap.
"Untuk kegiatan revitalisasi target kami bulan Juni 2024, kegiatan fisik sudah dimulai sampai Desember 2024. Karena sekarang masih tahap tender," katanya.
Menurut dia, dengan adanya 17 unit berugak yang akan ditempatkan di pinggir Pantai Ampenan, maka pinggir pantai yang saat ini dipenuhi lapak pedagang kaki lima (PKL) akan disterilkan dan dipindah ke bagian pinggir.
Selama ini, keberadaan lapak PKL yang di tengah-tengah kawasan pantai terkesan menutup pemandangan pantai, ketika pengunjung masuk dari gapura Pantai Ampenan.
"Setelah PKL kita pindah ke pinggir, maka begitu mengunjung tiba di gapura masuk, mereka sudah bisa langsung melihat pantai," katanya.
Lebih jauh Cahya mengatakan, dengan anggaran Rp4,5 miliar itu, penataan Pantai Ampenan juga akan dilengkapi dengan dengan mini "amphitheater" atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya dengan kapasitas maksimal 1.000 orang.
Mini "amphitheater" itu, akan dibangun seperti gelanggang pertunjukan di Teras Udayana menggantikan lapak pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Pantai Ampenan dan terkesan menutup kawasan pantai.
"Mini 'amphitheater' itu sebagai wadah ruang kreatif bagi pelaku seni dan budaya di Kota Mataram," katanya.
Selain itu, tambahnya, sesuai dengan arahan Wali Kota Mataram, meminta agar penataan toilet di Pantai Ampenan bisa lebih representatif.
"Kondisi toilet di sebuah kawasan objek wisata sangat penting, untuk memberikan kenyamanan pengunjung," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram tata bangunan tua bersejarah kawasan Ampenan
Baca juga: Pemkot Mataram sebut Kemenparekraf bantu revitalisasi Pantai Ampenan
Pewarta: Nirkomala
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024