Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin langsung Komisi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Komnas TIK) yang akan dibentuk dalam waktu dekat ini, karena Indonesia telah ketinggalan dari berbagai negara, seperti Singapura dan Malaysia. "Ketua Komisi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah Presiden sendiri," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan Djalil, kepada pers usai Yudhoyono mengadakan pertemuan dengan Direktur Utama PT Microsoft Indonesia, Tony Chen, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin. Pada pertemuan itu, Yudhoyono yang didampingi Menko Perekonomian Boediono, Mendag Mari Pangestu, Menristek Kusmayanto Kadiman serta Sofyan Djalil bersama Tony Chen membahas kelanjutan pertemuan Yudhoyono dengan pimpinan Microsoft, Bill Gates, beberapa waktu lalu. "Kita kalah satu langkah dari Singapura," kata Sofyan Djalil yang departemennya juga menangani masalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Kepala Negara telah memerintahkan Boediono agar dalam waktu dua pekan mendatang menyelesaikan konsep dasar atau `blue print` pengembangan teknologi informasi dan komunikasi beserta rencana aksi atau action plan-nya. Ia mengemukakan Microsoft dan Yayasan Bill Gates akan membantu Indonesia untuk mempercepat pembangunan sektor informasi dan komunikasi. Namun dalam pengembangan sektor ini, pemerintah juga akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada berbagai perusahaan lainnya di luar Microsoft. "Kita harus bergerak lebih cepat lagi agar bisa mengejar(mengurangi, red) ketertinggalan dari negara-negara lainnya," kata Sofyan, ketika mengutip pernyataan Kepala Negara. Sementara itu, Dirut Microsoft Indonesia, Tony Chen, mengemukakan kepada pers bahwa peringkat Indonesia sebagai salah satu negara yang paling banyak pembajakan di bidang hak kekayaan intelektual (HKI), khususnya bagi produk-produk informasi dan komunikasi, justru naik dari peringkat lima ke peringkat ketiga. "Kita di bawah Ukraina dan Vietnam," kata Tony, dengan nada prihatin. (*)
Copyright © ANTARA 2006