Yogyakarta (ANTARA News) - Menko Kesra Aburizal Bakrie membuka Konferensi Internasional Penelusuran Jejak Peradaban Masa Lalu (Trail of Civilization on Cultural Herritage Tourism Cooperation) di Yogyakarta, Senin, yang dihadiri delegasi enam negara anggota ASEAN, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam, Thailand dan tuan rumah Indonesia. Konferensi yang dihadiri empat menteri pariwisata dan dua wakil menteri pariwisata itu diisi dengan kegiatan simposium internasional, bisnis forum, pertemuan tingkat menteri dan pertemuan pejabat senior bidang kepariwisataan di negara-negara ASEAN. Pertemuan tingkat menteri berlangsung di Hotel Amanjiwo Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang akan dilanjutkan dengan penandatangan "Deklarasi Borobudur". Para Menteri Pariwisata yang hadir adalah Lay Prohas dari Kamboja, Soe Nang (Myanmar), Somphong Mongkhonvilay (Laos) dan tuan rumah Jero Wacik, sedangkan Vietnam dan Thailand masing masing mengutus Wakil Menteri Pariwisata. Menko Kesra dalam sambutannya mengatakan pertemuan yang berlangsung di Yogyakarta, salah satu jantung kebudayaan di Indonesia, memiliki arti penting bagi kota ini, karena sebelumnya menjadi pusat perhatian dunia akibat gempa bumi pada 27 Mei 2006 lalu yang merenggut ribuan korban jiwa. "Bagi Yogyakarta, pertemuan internasional ini diharapkan dapat memulihkan citra pariwisata dan ekonomi yang pada gilirannya akan memulihkan pula persepsi tentang Yogyakarta yang sejak terjadi gempa dinilai kurang aman," katanya. Ical, sapan akrab Aburizal Bakrie, menambahkan kunjungan para delegasi konferensi akan menjadi indikasi bahwa tidak perlu lagi ada pembatalan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. "Yogyakarta siap menyambut wisatawan dari semua negara di dunia," ujarnya Sementara itu, ketika ditanya wartawan, Menko Kesra mengatakan penelusuran jejak peradaban masa lalu jika dapat dirangkai dan disatukan akan menjadi obyek wisata. Wisatawan bisa mengunjungi peninggalan masa lalu dari satu tempat ke tempat lain yang secara otomatis akan mempromosikan tempat tersebut. Penelusuran jejak peradaban bagi Indonesia sangat penting karena wisatawan yang berkunjung ke Candi Angkor Wat bisa langsung ke Indonesia untuk melihat Candi Borobudur yang keduanya merupakan peninggalan peradaban masa lalu. "Dengan demikian diharapkan kondisi seperti itu akan mendatangkan wisatawan mancanegara yang jumlahnya tidak sedikit, dan ini berarti pula membantu pemulihan pariwisata Indonesia termasuk Yogyakarta," katanya. Konferensi ini dihadiri sekitar 150 peserta dari enam negara anggota ASEAN, para pemerhati pariwisata, akademisi dan asosiasi pariwisata di Indonesia. Seusai konferensi para delegasi menuju Candi Borobudur untuk menyaksikan pergelaran perdana Sendratari Mahakarya Borobudur. (*)
Copyright © ANTARA 2006