Saat ini sudah ada warga yang memanfaatkan itu, kalau bisa seluruh lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah ini dimanfaatkan dan diintegrasikan dengan sapiMukomuko (ANTARA) -
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mendorong warga setempat memanfaatkan lahan perkebunan kelapa sawitnya untuk integrasi perkebunan kelapa sawit dengan sapi.
"Saat ini sudah ada warga yang memanfaatkan itu, kalau bisa seluruh lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah ini dimanfaatkan dan diintegrasikan dengan sapi," kata Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Yeni Misra, di Mukomuko, Minggu.
"Saat ini sudah ada warga yang memanfaatkan itu, kalau bisa seluruh lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah ini dimanfaatkan dan diintegrasikan dengan sapi," kata Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Yeni Misra, di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, program integrasi sapi-sawit telah terbukti menjanjikan untuk meningkatkan populasi sapi di daerah ini. Sapi bali yang dipelihara di Mukomuko ini meskipun sudah 19 kali beranak, tetapi hewan ternak tersebut masih produktif.
Ia mengungkapkan, integrasi sapi dengan kebun sawit sebenarnya sudah berjalan di Mukomuko, sapi dilepas di bawah kebun sawit, sapi makan rumput dan kotorannya menjadi pupuk.
"Cuma selama ini kita tidak maksimal melakukannya, tenaga sapi yang belum dimanfaatkan, kalau di tempat lain dibuat gerobak yang diisi tandan sawit cuma kita tidak memanfaatkan itu," ujarnya.
Ia mengatakan, dinas terkait mendukung integrasi sapi dengan sawit walaupun sebenarnya ada kontraproduktif dengan ada Undang-undang yang melarang hewan ternak diliarkan, tetapi "diliarkan" di kebunnya sendiri, lalu keliling kebun dipagar.
Ia mengatakan, satu hektare sawit bisa menampung tiga ekor sapi, kalau lebih dari tiga ekor, sapi bisa kurus karena kekurangan pakan.
Selain itu, katanya, berdasarkan penelitian, sapi yang dilepasliarkan, angka gangguan reproduksi hanya 10 persen, sedangkan angka gangguan reproduksi sapi dikandangkan mencapai 40 persen.
"Kalau bisa kita memilih sapi yang diliarkan karena sapinya sehat dan sapi gemuk," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini masih banyak kebun kelapa sawit di sepanjang Jalan Lintas Sumatera yang tidak dimanfaatkan oleh pemilik untuk beternak sapi.
Sementara itu, katanya, ada perusahan kelapa sawit di daerah ini yang mengizinkan karyawannya beternak sapi dan melepasliarkan sapi di kebun sawit milik perusahaan.
Baca juga: Mukomuko kirim 307 sapi ke empat provinsi
Baca juga: Mukomuko manfaatkan masjid sosialisasikan larangan melepasliarkan ternak
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024